TEMPO.CO, Washington- Satu lagi kerugian jika Anda merokok yang berhasil ditemukan oleh peneliti dari Washington University di St.Loius, Amerika Serikat. Berdasarkan data yang ditemukan, ternyata rokok bukan hanya merusak organ tubuh, tapi juga mengganggu kejiwaan pelakunya dan bisa meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.
Untuk menemukan fakta ini, peneliti menggunakan metode data statistik untuk membandingan tingkat bunuh diri di negara-negara yang "anti-tembakau" dan yang melegalkannya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa negara yang ketak larangan rokok memiliki angka bunuh diri yang lebih rendah dibanding yang memeberikan izin kepada masyarakat.
Baca Juga:
Richard Grucza, asisten profesor dari Washington University menemukan di negara yang anti-rokok, terdapat larangan merokok yang berlaku antara 1990 dan 2004. Dari situ, terlihat angka bunuh diri mengalami penurunan sebanyak 15 persen dengan rata-rata nasional. (Baca: Lima Langkah Berhenti Merokok Bagi Remaja)
"Temuan ini, menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko gangguan kejiwaan atau, yang lebih parah, mempengaruhi dan meningkatkan risiko bunuh diri," kata Grucza, seperti dilaporkan Daily Mail, Ahad, 20 Juli 2014.
Memang belum diketahui secara persis bagaimana rokok bisa mempengaruhi rasa ingin bunuh diri. Namun, Grucza menjelaskan bahwa zat kimia dalam rokok, dugaan kuat adalah nikotin, bisa menyebabkan depresi yang menggiring pecandu mengakhiri hidupnya. (Baca: Mulai 24 Juni 2014, Bungkus Rokok Ada Gambar Ini)
"Seperti obat adiktif lainnya, banyak orang merasa lebih baik saat menggunakan nikotin, tapi malah kecanduan. Dan kebanyakan obat itu akan menyebabkan depresi atau kecemasan yang erat kaitannya dengan bunuh diri," kata Grucza.
RINDU P. HESTYA | DAILY MAIL
Baca juga:
Maskapai Lain Belum Terima Limpahan Penumpang MAS
Sahur on the Road, Pemuda Ditusuk Hingga Kritis
Korupsi Haji, KPK Periksa Tiga Pasang Suami-Istri
Jalur Selatan Bakal Kelebihan Kapasitas