TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak memenuhi permintaan Kopaja ihwal penambahan pintu di shelter bus Transjakarta. Ahok menganggap pengelola Kopaja membiarkan sopirnya bertindak semena-mena saat mengemudikan bus. "Kami tak mau kabulkan karena mereka ngelunjak," kata Basuki di Balai Kota, Senin, 21 Juli 2014. (Baca: Ahok Ngamuk Tamunya Kemalingan di Balai Kota)
Ahok--sapaan Basuki--menilai pengemudi bus Kopaja AC kerap berlaku seenaknya saat berada di jalur Transjakarta. Sopir akan ke luar dari jalur saat sepi penumpang dan kembali ke jalur saat ingin melaju tanpa hambatan. Keadaan ini membuat macet lalu lintas. (Baca: Akhirnya Ahok Terima Hibah 30 Bus Transjakarta)
Manajemen Kopaja meminta Dinas Perhubungan untuk membuka pintu khusus di halte Transjakarta bagi penumpang Kopaja AC dan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Tujuannya adalah agar penumpang tak harus menambah biaya Rp 3.500 hanya untuk masuk ke halte Transjakarta yang akan menggunakan sistem tiket elektronik.
Mantan Bupati Belitung Timur itu berujar keadaan sering kali diperburuk dengan sopir yang mengemudikan bisnya dengan lambat. Alasannya, sopir ingin menyesuaikan waktu tempuh dengan catatan kilometer yang justru menghambat laju Transjakarta yang ada di belakangnya.
Ahok hanya menyediakan dua pilihan bagi manajemen. Pilihannya adalah Kopaja tetap menaati perjanjian untuk tetap berada di jalur Transjakarta atau Dinas Perhubungan akan mencabut izin trayeknya jika masih kedapatan melanggar. "Di Jakarta banyak orang dikasihani justru ngelunjak," ujar Ahok.
LINDA HAIRANI
Terpopuler
KPK Diminta Selidiki Peran Ketua PN Karawang
Kasus Karawang, KPK Didesak Usut Agung Podomoro
Sidang Anas Urbaningrum Hadirkan Tujuh Saksi
Polri Siapkan 22.500 Aparat Amankan Pleno KPU