TEMPO.CO, Donetsk - Pasukan bersenjata milisi mengklaim telah menemukan rekaman data jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Rekaman data itu telah diserahkan ke pemimpin mereka, Alexander Boroday, sebagai Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk.
Selanjutnya, rekaman data jatuhnya MH17 yang menewaskan seluruh penumpangnya hanya akan diberikan kepada para pemantau dari Organisasi Internasioanl Penerbangan Sipil (ICAO). "Tidak ke pemerintah Kiev," kata Boroday, seperti dilansir Ria Novosti, Ahad, 20 Juli 2014. (Baca:Milisi Blokir Akses Tim Investigasi ke MH17)
ICAO sendiri di situs resminya tanggal 18 Juli 2014 menjelaskan pemerintah Ukraina telah meminta bantuan ICAO untuk menyelidiki jatuhnya MH17 di wilayah timur Ukraina. ICAO merespon dengan mengirim segera tim untuk membantu Biro Nasional Ukraina untuk Penyelidikan Insiden dan Kecelakaan Pesawat Sipil(NBAAII) menyelidiki jatuhnya pesawat milik Malaysia itu. (Baca:Investigator Belum Bisa Masuk Lokasi Jatuhnya MH17)
Menurut ICAO, merujuk pada Pasal 26 Konvensi Internasional mengenai Penerbangan Sipil dan juga Annex 13 di konvensi ini, Ukraina bertanggung jawab untuk melakukan investigasi atas kecelakaan yang dialami MH17.
ICAO mengutuk penggunaan senjata untuk menyerang pesawat sipil. Menurut Presiden Dewan ICAO Olumuyiwa Benard Aliu, peristiwa tragis ini melanggar prinsip-prinsip dalam Konvensi. "Para ahli ICAO akan segera memulai memberikan bantuan ke petugas NBAAII dan kami memberikan dukungan penuh untuk semua upaya ini," kata Olumuyiwa. (Baca:Buka Akses ke MH17, Pemberontak Ajukan Syarat)
Pesawat MH17 jatuh akibat ditembak misil di wilayah timur Ukraina, sekitar empat kilometer dari perbatasan Rusia pada Kamis, 18 Juli 2014 malam. Pesawat membawa 298 penumpang, termasuk awak pesawat dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Dipastikan seluruh penumpang tewas.
RIA NOVOSTI | WWW.ICAO.INT | MARIA RITA
Baca juga:
Ratusan Perusahaan Operasional Bus Tangerang Ilegal
Jumlah Pemudik Gratis di Jakarta Naik 15 Persen
Hatta Rajasa Siap Ucapkan Selamat untuk Jokowi
1988, Militer AS Juga Salah Tembak Pesawat Iran