TEMPO.CO, Torez - Puluhan potongan tubuh korban dari lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah timur Ukraina dipindahkan ke kereta pendingin pada Ahad, 20 Juli 2014 untuk dikuburkan. Namun, keberangkatan mereka dari lokasi kecelakaan tertunda karena para pejabat Ukraina dan milisi saling menyalahkan, seperti dikutip Reuters kemarin.
Mereka mempertanyakan kereta yang tak kunjung berangkat serta lokasi tempat para investigator internasional bisa melakukan pemeriksaan. Para pejabat negara-negara Barat telah menyuarakan perhatian dalam penanganan jenazah 298 orang yang tewas dalam kecelakaan pada Kamis malam, 17 Juli 2014. Lebih dari separuh jumlah korban merupakan warga Belanda. Menteri Luar Negeri Belanda menyebut negaranya marah saat mengetahui jenazah korban "diseret" ke sana ke mari.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan yang terjadi di lokasi kecelakaan sangat aneh. Amerika Serikat pun meminta Rusia memastikan para investigator diperbolehkan mengakses area kecelakaan.
"Kaum separatis pemabuk sudah memindahkan jenazah ke truk dan membawanya ke luar lokasi," kata Kerry kepada stasiun televisi CBS. Para korban lainnya merupakan warga negara Malaysia, Australia, Indonesia, Inggris, Jerman, Belgia, Filipina, Amerika Serikat, Kanada dan New Zealand.
Setelah berada selama dua hari di bawah paparan sinar matahari, potongan tubuh korban dipindahkan dari lokasi kecelakaan dan meninggalkan lumuran darah sepanjang jalan.
Para pekerja darurat serta milisi yang mengawasi lokasi kecelakaan dan wilayah lainnya di Donetsk menyisir puing-puing pesawat yang tersebar di sepanjang stepa Ukraina.
Juru bicara Organisasi Kerja Sama Keamanan Eropa menyebut milisi menempatkan 167 jenazah di gerbong kereta api. Tiga kereta berpendingin sudah diperiksa.
Deputi Perdana Menteri Ukraina Volodymyr Groysman dalam sebuah konferensi pers menjelaskan 192 jenazah dan delapan potongan tubuh sudah ditempatkan di kereta. Namun, pejabat di Kiev belum mendapat lampu hijau dari milisi untuk memberangkatkan kereta tersebut.
Milisi meminta Kiev menunda kedatangan mereka dan menilai tidak ada yang bisa dilakukan hingga tim ahli internasional dari beberapa negara membantu menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat.
REUTERS | MARIA YUNIAR
Baca juga:
JK: Prabowo Kalah karena Gol Bunuh Diri
Pilot Air India Hubungi MH17 Sebelum Jatuh
Asosiasi Retail Minta Karyawan Tak Ikut ke KPU
Pengumuman Pilpres, Polisi Jamin Jakarta Aman