BPBD Kabupaten Malang Antisipasi Rawan Bencana  

TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Malang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyiagakan empat personel yang bertugas bergiliran mulai H-7 hingga H+7 Lebaran. Mereka bertugas memantau di titik-titik rawan bencana.

"Tiap hari selama masa libur Lebaran ada empat personel kami yang bertugas. Mereka bergantian tugas dengan empat personel kami lainnya. Begitu seterusnya sampai H+7 Lebaran," kata Hafi Lutfi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, Senin, 21 Juli 2014. 

Menurut Lutfi, personel BPBD, antara lain, ditugasi ikut memantau dan membantu pengamanan pengunjung di sejumlah obyek wisata, terutama di obyek wisata pantai. Personel BPBD bekerja sama dengan beach rescue cluster yang terdiri dari pemuda desa setempat dibantu personel aparat kepolisian perairan Pantai Sendangbiru. (Baca: Lumajang Siaga Longsor di Jalur Mudik)

Selain Pantai Sendangbiru dan Pantai Tamban di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, pemantauan juga diprioritaskan di Pantai Balekambang di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur. Dua obyek wisata pantai ini biasanya paling dipadati pengunjung pada saat Lebaran. 

Petugas BPBD juga ditugasi memantau desa yang berpotensi terkena longsor dan mengalami kekeringan. Desa Wonorejo di Kecamatan Singosari, misalnya, selalu kekurangan air bersih pada musim kemarau. Debit sumber air di desa itu juga menyusut drastis karena diambil warga. (Baca: 11 Kabupaten/Kota di Jatim Siaga Banjir)

Longsor juga bisa terjadi pada musim pancaroba karena perubahan cuaca yang sulit diprediksi. Karena itu, petugas BPBD ditugasi blusukan ke Kecamatan Ngantang dan Pujon yang beberapa kali mengalami longsor. "Pemantauan kerawanan bencana kami lakukan berdasarkan laporan cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," ujar Lutfi.

Pada Juli 2013, BPBD memetakan 12 desa di enam kecamatan yang potensial terkena banjir dan longsor akibat anomali cuaca. Contohnya, banjir melanda tiga dusun (Krajan, Rowo Terate, dan Palung) di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sebanyak 847 dari 2.928 keluarga diungsikan ke tempat tinggi setelah air bah meluap dari Sungai Bambang dan Sungai Penguluran. (Baca juga: Longsor Lumpuhkan Jalur Wonosobo-Purworejo)

ABDI PURMONO

 

Terpopuler
Jokowi Batal Balik Jadi Gubernur Jika Ini Terjadi
Deklarasi Ansharul Khilafah Dukung ISIS Dibubarkan  
Jembatan Comal Amblas, Macetnya Sampai ke Nagreg
Hamas Tangkap Seorang Tentara Israel  
iPad Milik Korban MH17 Kirim Pesan ke Keluarga