TEMPO.CO, Jakarta - Hatta Rajasa, calon wakil presiden yang diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bulan Bintang menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana pengerahan massa ke Komisi Pemiliihan Umum saat pengumuman hasil nasional besok. Baginya, menang atau kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal biasa sehingga tak perlu melibatkan massa.
"Saya tak mau melibatkan massa. Saya akan sampaikan itu ke pendukung. Menang dan kalah itu biasa. Kita harus mengajak masyarakat untuk ikut mendukung presiden terpilih. Sekarang kan masyarakat kita relatif terbelah," katanya dalam perbincangan dengan Tempo, Jumat pekan lalu. (Baca:Kata Ical, Timses Prabowo Tak Bakal Akui Kekalahan)
Bahkan, ketika ditanyakan ihwal apel siaga seribu relawan pendukung Prabowo Subianto, besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengaku tak tahu. "Saya tak mengikuti soal itu," ucap dia. (Baca juga:Alasan Hatta Rajasa Tak Hadiri Rapat dengan Prabowo)
Hatta menyebut bahwa selepas pencoblosan pada 9 Juli 2014 lalu, ia hanya sesekali bertemu calon presiden Prabowo Subianto untuk membahas perkembangan terakhir perhitungan suara tim internal dan KPU. “Saya gundah akibat ketegangan pemilihan presiden ini sangat tajam,” katanya. (Baca:Kubu Prabowo Klaim Miliki Data Lengkap Kecurangan)
Sebelumnya, anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Yunus Yosfiah menyatakan kubunya akan mengerahkan sebanyak 5.000-an massa pendukung Prabowo-Hatta ke gedung KPU Pusat pada 22 Juli. Hal itu dilakukan dengan alasan untuk menjaga suasana damai dan kondusif, bukan untuk membuat kericuhan atau kerusuhan.
“Kami menempatkan personel di KPU saat pengumuman nanti agar tercipta suasana aman dan KPU tidak merasa terintimidasi,” kata Yunus seusai Apel Siaga Relawan Prabowo-Hatta di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis, 17 Juli 2014 lalu.
BAGJA HIDAYAT | ANTON SEPTIAN
Berita Lain:
Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang
SBY Klaim Mampu Tengahi Perselisihan di Pilpres
Kalah Telak, Saksi Prabowo Tolak Tanda Tangan
Luhut Berharap Tokoh Muda Pimpin Golkar
Komite Buruh Tolak Rencana Pengawalan Suara