TEMPO.CO, Banyuwangi--Kapal mudik gratis dari Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi ke Pulau Sapeken, Madura, diberangkatkan hari ini, Selasa, 22 Juli 2014. Namun fasilitas kapal gratis yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu cukup minim dan terkesan alakadarnya.
Sarana angkutan tersebut memakai kapal barang Tifelink yang diubah fungsinya sebagai kapal penumpang. Kapal berkapasitas 100 orang itu hanya beratapkan dan beralaskan terpal. Saat Tempo masuk ke dek kapal, suasana terasa cukup pengap dan panas.
Baca Juga:
Menurut salah satu pemudik, Lifka Tazkiah, setiap tahun dia mendaftar mudik gratis untuk pulang ke Sapeken. Dia selalu mengeluhkan kondisi kapal yang penuh muatan sehingga penumpang harus rela berdesak-desakkan. "Harus berhimpitan dengan barang-barang," kata perempuan 21 tahun yang merantau ke Banyuwangi ini.
Selain fasilitas yang minim, laju kapal juga lamban. Lifka membandingkan, bila menaiki kapal perintis Sabuk Nusantara yang berbayar, waktu tempuh ke Pulau Sapeken hanya 12 jam. Namun bila naik kapal mudik gratis, waktu tempuhnya bisa 18 jam.
Administratur Pelabuhan Tanjung Wangi Sri Sukesi mengatakan kondisi kapal yang dipakai untuk mudik gratis selalu sama setiap tahun. Kapal tersebut memang bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Ini memang kapal barang yang didispensasi untuk penumpang," kata dia.
Sri mengakui laju Kapal Motor Tifelink lamban karena berlayar dengan kecepatan 8 knot. Bila cuaca normal, kata dia, kapal akan sampai di Sapeken dalam 12 jam. Sebaliknya bila cuaca tiba-tiba memburuk, kapal bisa lebih lambat. "Sangat bergantung dengan kondisi angin," kata dia.
Mudik gratis tersebut diikuti 89 pemudik dari kapasitas 100 penumpang. Kapal mudik gratis akan berangkat kembali pada 24, 26, 29, dan 31 Juli 2014. (Baca: Mudik Gratis, Jasa Raharja Kucurkan Rp 14 Miliar)
IKA NINGTYAS
Terpopuler:
SBY Berhentikan Kepala Staf TNI AD
Berita Potong Kelamin, Ahmad Dhani ke Dewan Pers
Saran Ahok Buat Jokowi Usai Pengumuman Pilpres