TEMPO.CO, Jember - Tim koalisi Merah Putih Kabupaten Jember meminta pemilihan presiden diulang. Pasalnya, tim pengusung pasangan Prabowo-Hatta itu menemukan banyak dugaan kecurangan dalam pilpres 9 Juli 2014. "Kami minta KPU dan Panwaslu mengulang lagi, terutama di Jember," kata ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, Siswono, di kantor DPC Gerindra Jember, Selasa, 22 Juli 2014.
Tim Prabowo-Hatta juga menunjukkan sejumlah barang yang diduga ditemukan oleh relawan di daerah sebagai bentuk politik kotor tim lawan selama pilpres kemarin. Di antaranya ada puluhan bungkus mi instan, susu, sarung, beras, gula, dan juga sabun mandi. Barang-barang itu, kata dia, diberikan dan disebar kepada masyarakat Jember agar memilih pasangan nomor urut 2, Jokowi-JK. "Merata di semua kecamatan di Jember, money politic yang mereka lakukan."
Sebelumnya, tim Prabowo-Hatta memprediksi jika pasangan nomor urut satu itu akan meraup dukungan sekitar 65 persen. Apalagi, kata dia, kerja mesin politik tim Koalisi Merah Putih untuk Jember berjalan maksimal. Namun, hasil rekapitulasi KPU, pasangan Prabowo-Hatta hanya mendapatkan suara sekitar 43 persen. “Ini di luar perkiraan dan dugaan kami. Akibat kecurangan secara masif yang dilakukan oleh kubu lawan.”
Selain meminta KPU untuk melakukan pencoblosan ulang di Jember, bukti-bukti yang ditemukan tim itu akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi sebagai pembuktian.
Panwaslu Kabupaten Jember menyatakan siap menggelar pemilu ulang asalkan ada rekomendasi Bawaslu untuk pemungutan suara ulang. Dima Akhyar, Ketua Panwaslu Jember, pemungutan suara ulang itu tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.
Dima mengaku mendapat kabar bahwa Bawaslu Jatim mengeluarkan rekomendasi pemungutan suara ulang di enam kabupaten/kota di Jawa timur. Keenam kabupaten/kota itu di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Malang, Batu, Jember, dan Banyuwangi. "Tapi kabar itu masih belum jelas. Kami belum terima pemberitahuan atau surat resmi sampai sekarang."
MAHBUB DJUNAIDY