TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menggelar kuratorial Reka Baru Desain Indonesia (RBDI). Ini akan memilih 20 desainer inovatif Indonesia untuk diberi kesempatan tumbuh dan berkembang secara maksimal melalui program pengembangan kapasitas secara berkelanjutan.
"Seleksi ini sekaligus untuk menemukan dan memetakan karya desain potensial dan kreatornya, sehingga dapat mendukung pengembangan ekonomi kreatif," ujar Hari Waluyo, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Desain, Media dan Iptek, saat membacakan sambutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu pada pembukaan acara tersebut, Sabtu, 19 Juli 2014 di Jakarta.
Ajang ini juga dapat memunculkan wajah-wajah baru dalam dunia desain Indonesia."Ada kolaborasi mode, fashion, produk kemasan, arsitektur, lanscape dan lainnya," kata Hari.
RDBI 2014 mengambil tema "Spirit of Archipelafo". Kegiatan RBDI 2014 dimulai dengan pelaksanaan sosialisasi di tujuh kota, yang diikuti berbagai komunitas kreatif, mahasiswa dan praktisi. Dari sana akhirnya terkumpul 768 peserta.
Irvan A. No'eman selaku Ketua Steering Committee mengatakan, setelah verifikasi sesuai aturan yang telah ditetapkan, diputuskan sebanyak 389 peserta yang lolos. Selanjutnya para kurator melakukan seleksi untuk menentukan sebanyak 50 orang nominator.
Tahap berikutnya ke-50 nominator dibahas oleh tim kurator untuk menentukan 30 peserta terpilih yang kemudian diundang untuk presentasi di hadapan tim kurator dan steering committee. Tim kurator diantaranya, Budi Pradono (arsitek), Susan Budiardjo (fashion), Abdi Hasan (desainer pencahayaan arsitektur), Gigih Budi Abadi
(desain komunikasi visual), Mizan Allan de Neve (desain produk), Diana Nazir
(desain interior) dan Felix S. Hamidjaja (desain kemasan).
"Kali ini kita sudah masuk tahapan presentasi, dari 30 ini akan dipilih 15 sampai 20 orang," jelas Irvan.(Baca : Desainer Muda Indonesia Pamer Karya di Seoul )
Sedikitnya ada lima kriteria yang harus dipenuhi desainer untuk bisa terpilih dan mendapat program binaan. Pertama karya harus iconik dan atraktif. Kedua, kemudahan untuk dibuat secara massal, ketiga,jujur terhadap material (eksplorasi terhadap material yang berlimpah di Indonesia), keempat, karya desain harus mengandung unsur fungsi dan guna.
"Dan kelima desain dapat meningkatkan quality of life. Harus dilihat sampai dimana produk itu bisa meningkatkan quality of life," kata Irvan.
Nantinya bagi desainer terpilih akan diikutsertakan melalui program pendampingan, program pengembangan kapasitas seperti field trip, fasilitasi pameran di dalam negeri, fasilitasi HKI (Hak Kekayaan Intelektual) serta apresiasi mengikuti program 100 % Design-2014 di London.
Menurut Budi Pradono, dunia ini sedang dalam kemajuan teknologi, "Teknologi digital pengaruhi arsitektur, fashion dan desain. Saat ini sedang tren sisten print langsung. Yang melewati kedisiplinan ilmu seperti, arsitek bikin sepatu di Iran," katanya.
Irvan berharap, keberhasilan program ini akan meningkatkan jejaring dan jumlah pelaku kreatif di tingkat daerah dan nasional serta diharapkan dapat mendorong ke tingkat regional dan internasional.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Berita Potong Kelamin, Ahmad Dhani ke Dewan Pers
Marshanda Tanggalkan Jilbab
Marshanda Lepas Jilbab, Ini Kata Ben Kasyafani
Marshanda Siap Terima Risiko Lepas Jilbab