TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Najib Razak berhasil membuat kesepakatan dengan ketua milisi pro-Rusia di Ukraina, Alexander Borodai, tekait kekuasaan mereka di lokasi jatuhnya MH17. Dalam perundingan itu, Najib dan Borodai menyepakati tiga hal, yaitu pemindahan jenazah ke pihak berwenang, pengembalian kotak hitam, dan pembukaan akses yang aman untuk tim penyelidik internasional.
"Saya harus menekankan bahwa pekerjaan bergantung pada komunikasi yang terus berjalan dan dengan itikad baik. Sejauh ini, Borodir dan rakyatnya sudah memberikan kerja sama yang baik," kata Najib, seperti dilaporkan Washington Post, Senin, 21 Juli 2014.
Dalam pernyataan itu, Najib juga mengatakan ia meminta agar para jenazah diperlakukan dengan hormat dan pantas. "Saya ingin sekali memberikan suara yang lebih besar untuk mewakili perasaan amarah dan kesedihan warga Malaysia, dan apa yang saya rasakan. Tapi, kadang-kadang, kita harus bekerja dengan tenang untuk penyelesaian yang lebih baik," kata Najib. (Baca: Dewan Keamanan PBB Bentuk Kesepakatan Soal MH17)
Milisi pro-Rusia telah memberangkatkan 282 jenazah di Torez ke Kharkiv dengan kereta api untuk diserahkan kepada perwakilan Belanda sore nanti waktu Ukraina. Di lain pihak, sisa jenazah lainnya akan diterbangkan ke Amsterdam dengan pesawat Hercules C130. (Baca: 200 Kantong Jenazah MH17 Diterbangkan ke Belanda)
RINDU P. HESTYA | WASHINGTON POST
Berita Lain:
iPad Milik Korban MH17 Kirim Pesan ke Keluarga
Intelijen AS Beberkan Temuan Soal Jatuhnya MH17
Jatuhnya MH17 Tewaskan 20 Keluarga Sekaligus