TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Indonesia terpilih, Joko Widodo, menyebut beberapa kriteria yang tepat untuk orang yang akan dijadikannya menteri dalam kabinetnya mendatang. Jokowi menyebut orang tersebut harus memiliki sifat kepemimpinan yang kuat.
"Leadership harus kuat, punya kompetensi secara manajerial, dan mengerti administrasi pemerintahan," ujarnya setelah menghadiri acara buka puasa di rumah Chairul Tanjung, Kamis, 24 Juli 2014. Selain itu, Jokowi mengatakan menterinya harus bersih dan mau melayani. (Baca: JK Prioritaskan Menteri Koalisi Dalam Kabinet)
Mantan Wali Kota Solo ini menuturkan kemungkinan mekanisme rekrutmen akan mengadopsi sistem lelang jabatan yang digunakannya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ia mengatakan, jika ada tokoh partai yang nantinya dipilih, orang tersebut harus berkonsenterasi menjadi menteri dibanding jabatannya di partai. "Kita tidak pakai istilah murni atau tidak murni. Mereka harus konsentrasi di kabinet," katanya. (Baca: Mekanisme Pemilihan Kabinet Jokowi-Kalla)
Jokowi masih menolak memberikan persentase antara kaum profesional dan tokoh partai yang nantinya masuk dalam kabinetnya. "Bisa 80-20, 70-30, 90-10," tuturnya. Namun, ia menegaskan, kabinetnya akan didominasi banyak kaum profesional. Ia juga menegaskan akan meninggalkan tradisi bahwa kementerian strategis pasti akan diisi tokoh partai. "Kita tinggalkan yang seperti itu. Ini sudah zaman apa, kok masih begitu."
ANANDA TERESIA
Terpopuler
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub