TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa PT Newmont Nusa Tenggara telah merusak rasa keadilan bangsa Indonesia dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Gugatan tersebut menjadi tanda Newmont tak menghargai meski bekerja di tanah Indonesia. "Itu bahasa presiden yang mengungkapkan kekecewaannya," kata Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung di Istana Negara, Kamis, 24 Juli 2014.
Presiden hari ini menggelar rapat terbatas tertutup membahas gugatan PT Newmont dan renegosiasi kontrak. Dalam rapat yang berlangsung dua jam lebih ini, menurut Chairul, SBY mengeluarkan lima instruksi atas permasalahan mineral dan batu bara, termasuk jawaban dan perlawanan terhadap gugatan Newmont. (baca:Newmont Mau Cabut Gugatan Arbitrase, Ini Syaratnya)
Salah satu instruksi yang khusus diberikan bagi masalah arbitrase, SBY meminta pemerintah bersikap tegas dan keras terhadap sikap Newmont. Bahkan SBY langsung menandatangani Surat Keputusan Presiden tentang penunjukan tim yang akan menghadapi gugatan Newmont. "Arahan presiden adalah mencari pengacara terbaik dan memastikan pemerintah menang dalam menghadapi gugatan Newmont ini," kata Chairul. (baca:Pemerintah Balas Gugatan Newmont di Arbitrase)
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin membenarkan dirinya masuk dalam tim perlawanan atas gugatan Newmont. Akan tetapi, menurut dia, belum ada langkah yang cukup jauh terhadap gugatan tersebut karena prosesnya masih sangat awal. "Kami masih menyusun kesepakatan, masih tahap korespondensi," kata Amir. (baca :Pemerintah Siapkan Pengacara Khusus Hadapi Newmont)
Newmont mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional setelah Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan larangan ekspor mineral mentah awal 2014. Kebijakan ini menyebabkan Newmont kesulitan untuk melakukan ekspor karena tingginya bea keluar. Perusahaan tambang tersebut juga kesulitan produksi karena gudang penimbunan konsentrat 80 ribu ton sudah penuh.
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler:
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub