TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pertumbuhan permintaan produk pangan dalam lima tahun terakhir meningkat 7-17 persen. "Untuk buah dan sayur, diperkirakan permintaannya mencapai Rp 600-700 triliun per tahun," ujar Bayu selepas acara Promosi dan Pasar Produksi Pangan Segar dan Olahan Nusantara di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Juli 2014.
Meski terdengar fantastis, Bayu mengatakan, angka tersebut masuk akal dengan memberi contoh produksi beras. "Misalnya, beras 40 juta ton. Kalau harga beras rata-rata Rp 5.000, artinya diperlukan Rp 200 triliun untuk beras saja," ujar dia.
Menurut Bayu, meskipun permintaannya tinggi, nilai konsumsi produk pangan di Indonesia relatif kecil. "Hanya 7 persen dari total konsumsi dengan nilai US$ 200 miliar," ujar dia.
Bayu mengatakan, untuk menghadapi permintaan yang tinggi, pemerintah perlu menjaga pasokan pangan tetap cukup guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Pemenuhan permintaan tidak hanya dalam hal jumlah, tapi juga dalam hal jenis, kemasan, pelabelan, keragaman, sertifikasi, dan pengiriman. Ini penting karena kadang barangnya ada tapi tidak sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga tidak terjadi transaksi," kata dia.
PAMELA SARNIA
Terpopuler
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub