TEMPO.CO, Taipei – Empat puluh delapan orang dipastikan tewas dan sepuluh lainnya mengalami luka-luka setelah pesawat TransAsia Airways jatuh di Pulau Penghu, Taiwan, pada Rabu, 23 Juli 2014, pukul 19.00 waktu setempat. Di antara korban tewas, terdapat dua orang asing yang diyakini sebagai warga negara Prancis.
Mengutip laporan Reuters, pesawat berjenis ATR 70 ini mengangkut 54 orang, termasuk empat awak. Pesawat lepas landas dari kota di Taiwan selatan, Kaohsiung, untuk menuju Pulau Makong. Karena cuaca buruk, pesawat mencoba melakukan pendaratan darurat di Kota Huxi, Penghu.
Sayangnya, buruknya cuaca akibat topan Matmo yang melanda Taiwan pada Rabu kemarin membuat pesawat gagal mendarat. Jarak pandang terhalang cuaca buruk, sehingga pesawat menabrak rumah penduduk yang berjarak sekitar satu mil dari bandara.
Dalam siaran di televisi, Presiden TransAsia Airways, Chooi Yee Choong, meminta maaf atas insiden tersebut. Dia menyatakan permintaan maafnya sambil membungkuk.
Kecelakaan ini terjadi sepekan setelah Malaysia Airlines MH17 jatuh di Ukraina. Pesawat yang bertolak dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia, itu diduga ditembak jatuh oleh kelompok separatis pro-Rusia. Seluruh penumpang dan awak pesawat tersebut tewas dalam insiden ini. (Baca: 200 Kantong Jenazah MH17 Diterbangkan ke Belanda)
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS | FOCUS TAIWAN
Terpopuler
ISIS Usir Orang Kristen dengan Cara Ini
Cerita Jokowi Laris di Media Internasional
Rusia Edit Isi Wikipedia Soal Kecelakaan MH17