TEMPO.CO, Jakarta - Amblasnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, mulai diantisipasi pemudik. Penumpang yang biasa menggunakan bus untuk pulang kampung kini beralih ke jasa perjalanan travel. "Tadinya mau naik bus, tapi jadi naik travel saja," kata Nasir Haryanto, 31 tahun, saat ditemui di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jumat, 25 Juli 2014.
Nasir memilih jasa travel setelah mencari informasi di terminal tersebut. Tadinya dia berharap bus yang biasa digunakan mudik sudah diperbolehkan melewati Jembatan Comal. Namun, ternyata bus besar masih belum diperbolehkan melintasi jembatan yang ambruk beberapa waktu lalu tersebut. (Baca: Bus dan Truk Engkel Akhirnya Lintasi Jembatan Comal)
Menurut dia, pengalihan arus melewati jalur selatan membuat waktu tempuh menuju kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah, jadi lebih lama. Karena itu, dia beralih ke kendaraan travel karena pertimbangan lebih nyaman. "Kalau pakai bus pasti penuh, jadi lebih baik pakai travel meski sama-sama macet," ujarnya.
Selain lebih nyaman, dia juga sambil berharap kendaraan travel bisa melintasi Jembatan Comal. Dengan begitu, waktu tempuh juga bisa lebih singkat. "Lebih mahal pakai travel memang tapi setidaknya saya dan istri nyaman," kata dia.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Roni Firmansyah, 35 tahun. Dia mengaku memilih jasa travel karena faktor Jembatan Comal tersebut. Laki-laki bertubuh kurus itu memutuskan untuk menuju Bandung terlebih dahulu agar bisa pulang ke Semarang.
Menurut informasi yang dia dapat, kendaraan travel yang menggunakan bus tipe minibus Elf sudah bisa melintasi Jembatan Comal. Dia juga sudah mendapat informasi bahwa travel yang akan ditumpangi akan melintasi jembatan tersebut. "Kalau lewat (Jembatan Comal) Bandung-Semarang sekitar 6 Jam, tapi kalau tidak bisa sampai 12 jam," ujar Roni.
Untuk jasa travel, Roni harus merogoh kocek hingga Rp 300 ribu per orang dari Bandung ke Semarang. Jumlah itu sedikit lebih mahal daripada tarif bus yang mencapai Rp 230 ribu. "Tapi enaknya nanti di Semarang diantar ke tempat tujuan," ujarnya.
Perpindahan penumpang itu diakui oleh Widyanto, 44 tahun, penanggung jawab operasional Perusahaan Otobus Malino Putra. Menurut dia, jumlah penumpang cenderung lebih sedikit ketimbang musim mudik biasanya. Lebaran kali ini dia mengaku cuma bisa memberangkatkan satu bus berkapasitas 54 orang setiap harinya.
"Padahal, biasanya minimal tiga bus yang berangkat tiap hari," ujar dia. Widyanto mengakui banyak penumpang yang beralih ke jasa travel. Dia pun cuma bisa pasrah karena baru sedikit kendaraannya yang digunakan untuk mengangkut penumpang.
Apalagi waku tempuh Jakarta-Surabaya bisa memakan waktu dua hari dua malam dari biasanya yang cuma 12 jam. Waktu tempuh bertambah, kata dia, karena bus besar tidak boleh melintasi Jembatan Comal tersebut. "Jadi, mau tidak mau lewat jalur selatan dan jaraknya jadi lebih jauh," kata dia.
Sementara itu, petugas dari PO Asri Rahman, Sumadianto, yang akan mengantar penumpang ke Semarang mengatakan pengaruh Jembatan Comal sangat terasa kepada penumpang karena jadi lebih sepi. Menurut dia, sejumlah penumpang memutuskan untuk tidak menggunakan bus dan beralih ke jasa travel. "Paling banyak yang batal berangkat dan menggunakan travel kemarin (24 Juli 2014)," kata dia.
Adapun menurut Joko Sukarno, Kepala Terminal AKAP Kalideres, jumlah penumpang hingga H-4 kemarin sudah mencapai 6.616 orang. Dibandingkan tahun lalu, jumlah itu menurun karena H-4 pada 2013 tercatat penumpang di Kalideres mencapai 10.582 orang. Keberadaan Jembatan Comal juga disebut memiliki pengaruh terhadap penurunan penumpang tersebut. "Ditambah faktor lain seperti mudik gratis oleh perusahaan-perusahaan," kata dia.
DIMAS SIREGAR
Topik terhangat:
Arus Mudik 2014 | MH17 | Pemilu 2014 | Ramadan 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler:
Prabowo: Saya Berjuang Buat Indonesia Demokratis
Alasan 4 Negara Ini Tolak Produk McDonald's
MH17 Jatuh, Warga Belanda Usir Anak Perempuan Putin