TEMPO.CO, Jakarta - Produktivitas sektor industri yang menurun saat momen Lebaran dipastikan akan mengurangi beban kebutuhan listrik. Kesempatan ini digunakan PLN untuk melakukan pemeliharaan pembangkit listrik dengan mematikan secara bertahap operasi 16 pembangkit berkapasitas 6.706 megawatt mulai 24 Juli hingga 5 Agustus 2014.
"Komponen listrik industri menurun selama Lebaran karena tidak melakukan aktivitas produksi. Kami akan mematikan pembangkit secara bertahap sesuai penurunan beban," kata Direktur Operasi Jawa-Bali-Sumatera PLN I Gede Agung Ngurah Adnyana yang dihubungi pada Ahad, 27 Juli 2014. (Baca: Lebaran, Jero Wacik Jamin Pasokan Listrik Aman)
Menurut Ngurah, secara umum baik kebutuhan industri maupun rumah tangga akan menurun saat Lebaran. Pada hari besar itu, masyarakat biasanya lebih banyak beraktivitas di luar rumah. Sektor industri sebagai komponen yang paling banyak memakan beban juga tidak berproduksi dan banyak yang tutup. Hal ini diperkirakan akan menurunkan beban puncak tertinggi kelistrikan sebanyak 38 persen.
Beban puncak normal pada hari kerja di Jawa dan Bali rata-rata sebesar 23.350 megawatt. Namun, pada 28 Juli ini, PLN memprediksi beban puncak tertinggi hanya akan mencapai 14.480 megawatt. "Penurunan ini terjadi signifikan di Pulau Jawa karena beban industri dan bisnis sangat besar. Kalau di pulau lain penurunannya tidak tinggi," ujar Ngurah. (Baca: Ahad, PLTU Pangkalan Susu Mulai Produksi Listrik)
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto menyatakan tidak semua unit di 16 pembangkit tersebut yang dimatikan. "Hanya 1-2 unit di tiap pembangkit yang dimatikan sesuai prediksi beban dan keandalan," kata Bambang.
Beberapa pembangkit yang akan dimatikan, antara lain pembangkit besar seperti PLTU Paiton di Probolinggo, Gresik, dan Indramayu. Pemadaman sementara ini bisa dilakukan karena cadangan daya di Jawa cukup diimbangi penurunan kebutuhan yang signifikan. "Hanya momen Lebaran ini yang bisa dimanfaatkan untuk mengistirahatkan pembangkit listrik. Biasanya harus selalu siaga 24 jam," ujar Bambang.
Menurut Bambang, sejumlah unit di PLTU Paiton sudah mulai dimatikan sejak Kamis lalu. Pemadamam akan dilakukan selama 5-6 hari sesuai kondisi. Bambang memprediksi pada H+2 Lebaran, kebutuhan akan kembali naik. Pasokan listrik akan kembali seperti semula seminggu pasca-Lebaran.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Baca juga:
Tim Prabowo Terburu-buru Urus Berkas Sengketa
H+1 Lebaran, 10 Ribu Kendaraan Sesaki Malioboro
H-1, Arus Mudik Masih Membanjiri Nagreg
Daftar Pungli yang Dibayar TKI di Soekarno-Hatta