TEMPO.CO, Jakarta: Tim ahli dari Belanda telah membatalkan rencana perjalanannya ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH17 di wilayah timur Ukraina. Penyebabnya, pertempuran sengit antara milisi pro-Rusia dan pasukan Ukraina berlangsung di lokasi jatuhnya MH17.
"Situasi keamanan menuju lokasi dan di lokasi itu sendiri tidak dapat diterima bagi kami sebagai misi pemantau tak bersenjata," kata Jan Tuinder, pemimpin tim investigasi dari Belanda seperti diberitakan BBC, Ahad, 27 Juli 2014. (Baca: Ke Lokasi MH17,Tim Investigasi Dilarang Bersenjata)
Hal senada disampaikan Alexander Hugh, dari Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). "Pertempuran sedang berlangsung di sana. Kami tidak mau mengambil resiko," ujarnya.
OSCE juga melakukan investigasi atas jatuhnya MH17 yang menewaskan 298 penumpang dan awaknya, Kamis malam, 17 Juli 2014.
Para investigator saat ini berada di Kota Donetsk yang dikuasai oleh milisi pro-Rusia. Mereka telah berjuang mendapatkan akses untuk menuju wilayah jatuhnya MH17. (Baca: MH17 Jatuh, Warga Belanda Usir Anak Perempuan Putin)
Padahal Perdana Menteri Malaysia Najib Razaj baru saja menyatakan telah tercapai kesepakatan dengan pemimpin milisi Aleksander Borodai tentang diberinya akses kepada polisi internasional ke lokasi MH17. Polisi internasional ini dibutuhkan untuk melindungi para investigator.
Selain batalnya tim investigator ke lokasi jatuhnya MH17, milisi pro-Rusia juga mencegah jurnalis memasuki tempat berlangsungnya pertempuran sengit di timur Ukraina yang berbatasan dengan wilayah Rusia.
BBC | MARIA RITA
Baca juga:
Kejanggalan Saat Sidak Pemerasan TKI
Tentara Pemeras TKI Diperiksa KPK Seusai TNI
Beda Gaya TKI Timur Tengah dengan Asia Timur
TKI Yuli Berkisah Pemerasan di Bandara