TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyerukan kepada dua kubu pasangan calon presiden-wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, menjadikan momen Lebaran untuk melakukan rekonsiliasi dan meredakan ketegangan akibat pemilu presiden. (Baca juga: Jadi Khatib, Hamdan Zoelva Ceramah Soal Pilpres)
Sultan berharap kedua kubu tetap menghormati proses hukum gugatan pemilu yang telah didaftarkan Prabowo-Hatta ke Mahkamah Kosntitusi.
"Kami harap persoalan pemilu cepat selesai dan mendorong rekonsiliasi dua pihak dengan segera," kata Sultan seusai salat Idul Fitri di Alun-alun Utara Yogyakarta, Senin, 28 Juli 2014.
Sultan menuturkan proses ke MK pun perlu dipandang sebagai salah satu jalan rekonsiliasi yang secara konstitusional. Sebab, gugatan ke MK oleh tim Prabowo ini untuk membuktikan dugaan kecurangan. Dengan demikian, kubu Prabowo bisa mendapat kejelasan. (Baca: Mahfud Md Tuding Prabowo Telah Dijerumuskan)
Rekonsiliasi pemilu pun dikumandangkan sebagai tema khotbah salat Idul Fitri yang diikuti 20 ribuan warga Yogya. Dalam khotbah yang dipimpin Ustad Jawahir Thantowi itu, para elite politik didesak menjadi teladan rekonsiliasi agar diikuti masyarakat.
"Sudah waktunya para elite politik berlaku terhormat dan bermartabat dengan memulai rekonsiliasi," tutur Jawahir. Menurut dia, rekonsiliasi nasional bisa terwujud jika para elite politik bersikap legawa. "Demi perdamaian dan persatuan."
Jawahir juga berpesan kepada calon presiden terpilih, Joko Widodo, dan wakilnya, Jusuf Kalla, untuk membuat Indonesia lebih maju. "Indonesia harus lebih dapat menjadi rumah bagi semua warganya, tanpa kecuali." (Baca: Jokowi Ajak Warga Rekonsiliasi Pasca-Pilpres)
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lainnya:
Begini Jokowi dan Iriana Kencan di Waktu Luang
Memalak Turis, Spiderman Ditangkap Polisi New York
Akil Ngamuk karena Keluarganya Tak Bisa Jenguk