TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pers, Nezar Patria, menyebutkan setidaknya ada dua motif dari hadirnya tujuh situs media palsu yang mencatut nama beberapa media resmi di Indonesia. Dua motif tersebut dilihat dari proses munculnya dan konten informasi yang diberitakan. (Baca: Awas, 7 Situs Berita Indonesia Dipalsukan)
“Dilihat motif menirunya, lalu dari konten, mereka terlihat tidak memproduksi informasi yang sesuai dengan kaidah jurnalistik,” kata Nezar saat dihubungi Tempo, Selasa, 29 Juli 2014.
Baca Juga:
Motif meniru yang digunakan media palsu ini, menurut Nezar, diduga untuk menyebarkan isu-isu yang tidak akurat. Hal tersebut jelas patut dipertanyakan karena motifnya memberikan informasi yang tidak jelas, bukan sebaliknya.
Selain itu, dari sisi produksi, pemberitaan yang disajikan tidak sesuai dengan standar informasi jurnalistik. Menurut Nezar, hal tersebut menunjukkan adanya itikad buruk dari media tersebut dengan meniru nama media yang sudah ada. “Meniru media yang sudah dipercaya publik dengan tujuan tertentu, kemudian isinya hanya menyebarkan informasi yang tidak benar, itu sudah tindakan kriminal,” ujar Nezar.
Menurut orang yang belasan tahun berkarier di beberapa media, termasuk Tempo, ini, setelah libur Lebaran, Dewan Pers akan segera mengkaji keberadaan tujuh media palsu tersebut. “Kami akan teliti lebih dulu, apakah memang mereka benar media jurnalistik. Karena, kalau iya, seharusnya mereka mempraktekkan etika jurnalistik secara benar.”
AISHA SHAIDRA
Terpopuler:
Awas, 7 Situs Berita Indonesia Dipalsukan
Pemred Tempo.co: Hati-hati Tertipu Situs Palsu
Agung Laksono Akan Bawa Golkar Gabung ke Jokowi
Batal Open House, Prabowo ke Rumah Aburizal Bakrie
Jokowi, Mega, dan Kalla Bertamu ke Surya Paloh
JK Dinilai Berpeluang Rebut Posisi Bos Golkar
Pemred Liputan 6 Selidiki Pemalsu Situsnya