TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia memiliki potensi pasar terbesar di Asia Tenggara, yakni sebanyak 50 persen. Hal ini menjadi peluang tersendiri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Banyak negara yang akhirnya menamkan modalnya di Indonesia. Ini harus dilihat sebagai peluang yang besar," katanya kepada wartawan di rumah dinasnya, Senin, 28 Juli 2014.
Chatib menjelaskan, meski nilai impor masih lebih tinggi dibanding ekspor, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi pemain regional. "Itu kan tergantung kebutuhan. Kalau barang domestik kurang, kan memang harus impor. Kalau lebih, ya kita ekspor. Enggak ada yang perlu ditakuti," ujarnya. (Baca: Banyak Mispersepsi Soal Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi proyek penanaman modal naik sekitar 16 persen pada kuartal kedua tahun ini, yakni Rp 116,2 triliun.
Jumlah tersebut terdiri atas investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 38,2 triliun dan penanaman modal asing (PMA) senilai Rp 78 triliun.
"Ini sangat bagus sekali. Tapi biasanya dampaknya akan terasa enam bulan ke depan," tutur Chatib. (Baca: MEA Bukan Ancaman Ekonomi Bagi Indonesia)
DEWI SUCI RAHAYU
Terpopuler:
Lebaran, Jokowi Pesankan Menu Khusus untuk Ahok
Begini Jokowi dan Iriana Kencan di Waktu Luang
Akil Ngamuk Karena Keluarganya Tak Bisa Jenguk
Muslim Palestina Salat Idul Fitri di Gereja
Menteri Agama Ingin Samakan Definisi Hilal
Agung Laksono Akan Bawa Golkar Gabung ke Jokowi
Paus Fransiskus dan Obama Ucapkan Selamat Idul Fitri