TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan KPK dan Angkasa Pura II sedang menyusun strategi baru untuk memberantas percaloan dan pemerasan tenaga kerja Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta.
Angkasa Pura II, kata Bambang, membentuk tim khusus untuk memastikan tidak ada lagi pihak yang tidak berkepentingan berada di area pengambilan bagasi atau conveyor.
“Pihak yang tidak memiliki izin khusus berada di ruangan conveyor akan ditindak tegas,” kata Bambang melalui pesan pendek kepada Tempo, Selasa, 29 Juli 2014. (Baca:Pukat UGM Minta Sidak Pemeras TKI Dievaluasi)
Bambang yang mengaku baru saja ditelepon Direktur Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan petugas Angkasa Pura yang terlibat akan langsung ditindak tegas.
Cara lainnya, Bambang mengatakan, Angkasa Pura II segera membuat posko untuk menampung pengaduan. “Menindaklanjutinya dengan menghubungi tim inspeksi mendadak bila ditemukan praktek pemerasan lagi,” ujarnya.(Baca:BNP2TKI Dituding Raup Laba dari Pos Pelayanan TKI)
Dia mengatakan KPK juga akan mempresentasikan kajiannya. Dalam kajian itu, ujar Bambang, KPK akan mengusulkan langkah strategis seusai inspeksi mendadak dan penyidikan ini.
Menurut Bambang, strategi KPK melakukan sidak merupakan pendekatan soft enforcement melalui penegakan kepatuhan terhadap aturan. Langkah ini mengawali pembangunan sistem tata kelola pemerintahan dengan membereskan keruwetan di Bandara Soekarno-Hatta. Selain untuk menyelamatkan pahlawan devisa dari pemerasan, kata dia, strategi ini dilakukan karena bandara tersebut merupakan showcase pertama Indonesia di mata dunia internasional. (Baca:Kompolnas Minta Polisi Pemeras TKI Dipidanakan)
Pada Jumat malam, 25 Juni 2014, hingga Sabtu dinihari, KPK bersama Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan serta Bareskrim Polri menggelar sidak di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta. Sidak tersebut bertujuan memantau pelayanan terhadap TKI.
Sidak dilakukan tengah malam karena menunggu kedatangan pesawat dari Timur Tengah yang mengangkut para TKI. Sayangnya, saat itu tak ditemukan pemerasan terhadap TKI. Namun tim menemukan pemerasan terhadap dua turis asing, yakni dari Slovenia dan Pakistan. Akhirnya, tim mengamankan 18 orang yang terdiri atas dua anggota kepolisian, satu anggota Pomdam Jaya, dan sisanya preman.
Aparat penegak hukum masih menjalani pemeriksaan lanjutan di kesatuannya masing-masing. Sedangkan para preman sudah dipulangkan. Kendati demikian, wajah ke-18 orang itu kini ditayangkan di bandara itu agar publik mengenali para pemeras dan calo itu.(Baca:Polri Akan Pecat Oknum Pemeras TKI)
LINDA TRIANITA
Baca juga:
Strategi Ini Disiapkan Kemenhub pada Mudik 2015
Tweeps Waspadai Portal Berita Palsu
Jadi Presiden, Jokowi Blusukan Keliling Indonesia
Pukat UGM Minta Sidak Pemeras TKI Dievaluasi