TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus penganiayaan siswa SMAN 3, berinisial KR, disambangi ibunya, TU, saat Lebaran, Senin kemarin, 28 Juli 2014, di Rutan Salemba, Jakarta Pusat. "Lebaran kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya," kata TU saat dihubungi Tempo, 31 Juli 2014.
Bagi TU, Lebaran kali ini memang berbeda dengan Lebaran sebelumnya. Sebab, TU harus merayakan Lebaran tanpa sang anak, KR, di rumah. "Saya sedih," ucap TU. (Baca:Berkas Perkara SMAN 3 Sudah di Kejaksaan)
Pada saat Lebaran, TU mengunjungi KR ke Rutan Salemba sambil membawa makanan khas Lebaran, yakni ketupat. Tak ketinggalan, TU juga membawakan makanan kesukaan KR, daging rendang dan dendeng sapi. "Kalau makan dengan itu (rendang dan dendeng), KR selalu nambah," kata TU.
Ketika TU datang bertemu dengan KR di rutan, TU menceritakan betapa sedihnya KR saat tidak bisa melaksanakan salat id bersama keluarga. Sambil menangis, KR pun langsung berlutut dan sungkem kepada ibunya. "Maafin aku ya, Ma. Aku banyak salah sama mama," kata TU mengulangi ucapan KR. (Baca: Ini Pengganti Kepala Sekolah SMA 3)
TU hanya berharap agar KR cepat bebas. KR juga mengatakan keinginannya kepada TU untuk cepat keluar dari rutan dan kembali bersekolah. "Ma, aku ingin sekolah lagi," kata KR.
Sudah satu bulan lamanya KR mendekam di dalam penjara sejak 1 Juli 2014. Polisi menetapkan lima tersangka berinisial KR, PU, TM, AM, dan DHS yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan itu. Akibat perbuatan mereka, siswa kelas X, Arfiand Caesary Al Irhami, meninggal, kemudian disusul Padian Prawiro Dirya yang tewas saat di rumah sakit.
DEVY ERNIS
Terpopuler
Ribka Ingin Jadi Menkes, Beredar Petisi Penolakan
Dituding Tak Layak Jadi Menkes, Ini Jawaban Ribka
Amerika Diminta Ungkap Suap Senjata ke Indonesia