TEMPO.CO, Jakarta --Dosen kajian Islam Asia Tenggara Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Sudarnoto Abdul Hakim, menyatakan saat ini fenomena Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) memperoleh momentum yang tepat di Indonesia.
"Secara ideologis, isu mendirikan negara Islam atau khalifah di Indonesia itu sudah lama. Mereka yang mendukung berdirinya negara Islam sudah sudah ada sejarahnya sejak dulu," kata Sudarnoto saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.Meski demikian, Sudarnoto menyatakan peta jaringan ISIS di Indonesia termasuk sebagai gejala baru. Keberadaan ISIS, lantas tawarannya untuk melakukan ba'iat (pembacaan sumpah) terhadap kepemimpinan Islam, mengundang dukungan dari kelompok Islam garis keras. (Baca juga : ISIS Bisa Berkembang Pesat di Indonesia)
"Karena mereka (kelompok Islam garis keras) memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam. Sejak dari Kartosuwiryo, DI/TII itu sampai hari ini jadi cita-cita untuk mendirikan khalifah Idonesia," kata Sudarnoto. (Baca juga : Menteri Agama: Muslim Indonesia Jangan Ikut ISIS)
Menurut Sudarnoto, keberadaan kelompok Islam yang ingin mendirikan negara Islam tipenya bermacam-macam. ISIS, menurut Sudarnoto, termasuk kelompok yang ingin menegakkan negara Islam dengan berperang. "Mereka memang memiliki doktrin jihad qital (perang) dan doktrin mengkafirkan orang di luar mereka," ujar Sudarnoto.
Video yang berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk bergabung ke ISIS beredar di situs YouTube pada 22 Juli 2014. Video berdurasi delapan menit itu berjudul "Join the Ranks". Dalam video terdapat seorang pria yang menyebut dirinya bernama Abu Muhammad al-Indonesi. Ia meminta warga Indonesia mendukung perjuangan ISIS menjadi khalifah dunia.
AISHA SHAIDRA
Berita Terpopuler:
Jokowi Diingatkan Soal Jatah Menteri buat Partai
Pemakan Semut, Tampak Lemah tapi Mematikan
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
Dua Sebab ISIS Berpotensi Berkembang di Indonesia