TEMPO.CO, Jakarta: Retno, 35 tahun, penumpang kereta api tujuan Semarang, ketinggalan kereta akibat keterlambatan KRL dari Bogor. "KRL dari Bogor telat tanpa pemberitahuan," ujar Retno, saat ditemui Tempo di Stasiun Gambir, Rabu, 30 Juli 2014.
Menurut Retno, dia dan keluarga sudah memperkirakan waktu agar bisa sampai di stasiun Gambir sejam sebelum keberangkatan. Ternyata KRL telat. Akhirnya, Retno turun di Tanjung Barat dan naik taksi ke Stasiun Gambir. "Ternyata tidak terkejar dan kereta sudah berangkat," Retno berujar.
Kereta tujuan Semarang Retno dan keluarganya berangkat pada pukul 11.35 WIB. Namun Retno baru tiba di Gambir pukul 12.00 WIB. Retno pun meminta solusi dari Persero Kereta Api Indonesia (PT KAI). "Kan KRL masih di bawah naungan PT KAI," ujarnya.
Ia menyesalkan tidak adanya pemberitahuan soal KRL yang terlambat. "Kalau saya tahu telat, saya bisa naik taksi langsung dari rumah ke stasiun," katanya. Retno yang telah memesan tiga tiket tujuan Semarang akhirnya segera melapor ke petugas kereta api di Stasiun Gambir.
Edy Kuswoyo, Kepala Stasiun Gambir mengaku telah memberi solusi kepada Retno. Mereka mendapatkan tiket baru tujuan Semarang dengan keberangkatan pukul 17.00 WIB. Selain itu, membayar harga tiket dengan harga Rp 100 ribu per orang. "Tapi dua tiket saja yang dibayari," kata Edy. (Baca: Arus Balik Jalur Selatan Jawa Barat Masih Sepi)
ODELIA SINAGA
Berita Lainnya:
Ribka Ingin Jadi Menkes, Beredar Petisi Penolakan
Amerika Diminta Ungkap Suap Senjata ke Indonesia
Dituding Tak Layak Jadi Menkes, Ini Jawaban Ribka
Protes Foto di FB, Tiga Umat Ahmadiyah Tewas di Punjab