TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Haryo Limanseto, mengatakan bungkus rokok bergambar seram belum mampu menurunkan tingkat permintaan rokok secara signifikan. "Sejauh ini penurunan pesanan (rokok) pada Juli lebih karena pola tahunan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.
Pola permintaan rokok tahunan, kata Haryo, meningkat sejak 30 hari sebelum bulan puasa. Permintaan rokok akan menurun selama bulan puasa dan meningkat lagi setelah Lebaran. (Baca: Gambar Peringatan di Rokok, BPOM Genjot Pengawasan)
Meski belum dapat menyebutkan angka penurunan tingkat permintaan itu, dia meyakini bungkus rokok bergambar seram belum mampu mengurangi jumlah perokok di Indonesia. "Untuk analisis detailnya, akan kami sampaikan pekan depan," kata Haryo.
Pada 24 Juni 2014, pemerintah mewajibkan peringatan bahaya rokok disertai gambar-gambar akibat merokok pada bungkusnya. Hal tersebut merupakan bagian dari Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 yang pada 2014 direalisasikan untuk seluruh rokok yang beredar di Indonesia. (Baca: Baru 13 Persen Rokok Pakai Kemasan Seram)
Jenis peringatan bahaya merokok, antara lain, berupa gambar kanker mulut, perokok dengan asap yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok dengan anak di dekatnya, dan gambar paru-paru menghitam karena kanker. Dengan melihat gambar ini diharapkan perokok takut dan bisa menekan jumlah perokok di Indonesia yang makin hari semakin meningkat.
Penggunaan gambar seram pada bungkus rokok dapat mempengaruhi pendapatan cukai. Menurut Haryo, 95 persen target lembaganya bersumber pada cukai rokok.
Hingga 30 Juni 2014, realisasi penerimaan Bea-Cukai hanya sebesar Rp 80,31 triliun atau 92,46 persen dari target proporsional semester pertama sebesar Rp 86,86 triliun. Target tersebut meleset dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2014 sebesar Rp 20,6 triliun.
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Jokowi Diingatkan Soal Jatah Menteri buat Partai
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
SBY Mengaku Tersakiti oleh Tudingan Wikileaks