TEMPO.CO, Jakarta - Saat Lebaran, tidak hanya para pedagang pakaian dan penjual bunga yang kebanjiran rezeki. Pedagang mainan pun juga bisa menangguk keuntungan berlimpah, seperti yang terjadi di Pasar Asemka, Jakarta Barat, Jumat, 1 Agustus 2014.
Menghuni kolong jalan layang dekat Pasar Pagi, para pedagang mainan tampak ramai berjejer di trotoar dan bahu jalan. Di sana mereka menggelar lapaknya. Ada yang mendirikan tenda. Ada pula yang hanya beralaskan terpal seadanya. Jenis mainan yang dijajakan bervariasi, misalnya mobil remote control, pistol mainan, dan boneka.
Abib, 29 tahun, salah satu pedagang di Asemka, mengatakan dia sudah mulai berjualan mainan pada Lebaran hari pertama. Dalam sehari, kata dia, dia bisa menjual berpuluh-puluh mainan. Tidak heran bahwa dia bisa memperoleh omzet Rp 3 juta per hari. "Dari hari Senin jualan. Rata-rata Rp 3 juta sehari omzetnya," ujarnya sembari melayani pembeli.
Mainan yang dia jual pun bermacam-macam, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. "Ada mobil-mobilan, boneka, dan banyak lainnya," katanya.
Abib menjelaskan, mainan yang banyak dicari adalah mobil remote control yang harganya berkisar pada Rp 150-250 ribu. Bersama kakaknya, dia setiap hari menggelar lapak dagangan mulai pukul 06.00 hingga 17.00.
Tidak hanya Abib. Bagi Ipul, 39 tahun, berjualan di Pasar Asemka menjadi ajang meraup keuntungan saat Lebaran. "Cari rezeki. Sekarang ini lagi larisnya karena anak-anak pada beli mainan," kata warga asli Bandengan, Jakarta Utara, ini.
Meski dagangannya laris, menurut dia, keuntungan bersih yang didapatnya hanya sebanyak Rp 350 ribu per hari. "Ya, lumayan ada tambahan (untung)," katanya.
Ipul berdagang di atas selembar terpal berwarna biru. Dia rata-rata menjual dagangannya dengan harga Rp 13 ribu. Adapun mainan yang menggunakan baterai, kata dia, dia jual dengan harga Rp 15 ribu saja. "Pakai baterai tambah Rp 2.000," katanya.
Sementara itu, Effendi, 34 tahun, rela menghabiskan Rp 300 ribu hanya untuk memanjakan anak lelakinya yang masih sekolah di taman kanak-kanak. Dia bercerita, setelah ditinggal istrinya meninggal,dia harus mengorbankan banyak waktu demi anaknya. "Demi anak satu-satunya, apa aja dikorbanin," katanya.
Karyawan swasta ini datang ke Pasar Asemka pada pukul 14.00 bersama anaknya. Mainan yang dia beli terakhir ialah truk mainan seharga Rp 25 ribu. Dia mengatakan harga tersebut dia tawar dari harga semula, yakni Rp 35 ribu. "Kalau di sini ditawar aja," katanya. Dia menjelaskan, dia dan anaknya sudah membeli sepuluh mainan.(Baca : Wali Kota Jakbar: Satu Bulan Untuk Pasar Asemka)
Pantauan Tempo, ramainya orang tua dan anak-anak yang membeli mainan sempat membuat jalanan menjadi susah dilewati kendaraan. Meski begitu, ada beberapa aparat kepolisian yang dengan sigap mengatur arus lalu lintas dan menjaga keamanan di titik-titik kepadatan pasar.
TRI SUSANTO SETIAWAN
Berita Terpopuler
Liburan di Ragunan, Kakek Terpisah dari Rombongan
Arus Lalu Lintas ke Ragunan Macet
Kisah Pemudik Tertinggal Kereta Gara-gara KRL
Penganiaya Arfiand SMA 3 Ingin Kembali Sekolah