TEMPO.CO, Jakarta: Safruan Sinungan, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Organda DKI Jakarta, mengancam akan berhenti beroperasi jika kebijakan pembatasan solar bersubsidi tidak ditinjau ulang. "Kami saat ini memiliki 4.000 lebih armada bus, dari pada kami beroperasi tapi nanti dimarahi penumpang, lebih baik kami berhenti dulu. Ini strategi sementara kami," kata Safruan ketika dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014. (Baca juga : Solar Subsidi Dilarang, Pengusaha Angkot: Konyol)
Dia mendesak pemerintah yaitu Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) dan Pertamina agar meninjau ulang kebijakan ini. Safruan khawatir kebijakan itu akan berdampak terhadap pelayanan kepada masyarakat. (Baca juga: Solar Subsidi Dibatasi, Ini Dampaknya ke Metro Mini)
DPD Organda DKI Jakarta juga secara secara tegas menolak diberlakukannya waktu pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari pukul 08.00 WIB-18.00 WIB. Hal itu, kata Safruan, akan mengganggu operasional Bus Antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP) dan angkutan barang yang berdampak terhadap pelayanan serta beban biaya tinggi ke masyarakat. (Baca juga : Solar Dibatasi, Organda Surati BPH Migas)
Berdasarkan surat Kepala BPH Migas Nomor 937/07/KaBPH/2014 tertanggal 24 Juli 2014, disebutkan bahwa mulai Agustus 2014, pemerintah akan membatasi penjualan bahan bakar minyak bersubsidi untuk menahan kuota yang terancam jebol. Pada 1 Agustus 2014, penjualan solar bersubsidi di wilayah Jakarta Pusat akan dilarang. Berikutnya pada 4 Agustus 2014 penjualan solar di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Bali dibatasi pada pukul 08.00-18.00 waktu setempat.
Selain membatasi penjualan solar di Jakarta Pusat, Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng menyatakan mulai 6 Agustus 2014, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di rest area jalur tol tidak boleh menjual bahan bakar minyak subsidi. "Aturan ini berlaku bagi semua SPBU di rest area jalan tol," katanya.
Tercatat, ada 26 SPBU di wilayah itu yang hanya boleh menjual solar nonsubsidi. Sementara itu, ada 29 SPBU di rest area berbagai ruas jalan tol di Jawa yang dilarang menjual bensin subsidi per 6 Agustus.
RIDHO JUN PRASETYO
Berita Terpopuler
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
Dua Sebab ISIS Berpotensi Berkembang di Indonesia
Ini Jawaban Australia Soal Bocoran Wikileaks