TEMPO.CO, Gaza - Pesawat tempur milik Israel telah membombardir sebuah universitas di Jalur Gaza, Islamic University of Gaza, pada Sabtu pagi, 2 Agustus 2014, waktu setempat. Belum ada korban meninggal yang terdata, namun kondisi gedung perkuliahan amburadul dengan kaca-kaca pecah berserakan. Banyak notebook milik mahasiswa ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. (Baca juga : Israel Serang Gaza, 1.654 Nyawa Melayang)
Pusat pengembangan senjata yang terletak di universitas disebut menjadi target utama serangan. "Universitas menjadi sangat hancur," ujar Imtiaz Tyab, dua jam setelah serangan, dalam laporannya kepada Al Jazeera. (baca juga : Ini Surat SBY Pada Pemimpin Dunia Terkait Gaza)
Serangan terhadap universitas itu juga merupakan bagian dari serangkaian serangan terhadap kota di selatan Gaza, yakni Rafah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 35 orang.
Serangan berawal dari kecurigaan atas laporan tertangkapnya prajurit Israel oleh Hamas. Pejabat kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, mengatakan rumah sakit utama di daerah tersebut dikosongkan akibat serangan.
Pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi di sepanjang daerah perbatasan di Rafah. Pasukan Israel menutup daerah Rafah timur dan memperingatkan bahwa mobil di jalanan akan dianggap sebagai target potensial.
Sementara itu, korban jiwa terus berjatuhan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di Gaza, sedikitnya 107 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan menyusul gagalnya kesepakatan gencatan senjata.
Daftar tersebut menambah jumlah korban di pihak Palestina menjadi 1.655 orang terhitung sejak 8 Juli. Kebanyakan korban adalah warga sipil dan lebih dari 8.900 warga Palestina dilaporkan mengalami cedera.
Sedangkan di sisi Israel, tiga warga sipil tewas oleh roket yang diluncurkan dari Gaza dan sedikitnya 63 tentara tewas dalam konflik ini. Beberapa upaya gencatan senjata dan upaya diplomatik masih berlangsung untuk mengakhiri pertumpahan darah.
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Gaya Orang Kaya Baru Indonesia Diulas Media Asing
Beredar Foto Ba'asyir Dibaiat Dukung ISIS
Pendiri Kamp Militer di Aceh Pendukung Utama ISIS
Ini Alasan Kominfo Belum Blokir Video ISIS
Pemerintah Copot Kewarganegaraan Pendukung ISIS