TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar meminta polisi bersikap tenang menghadapi isu Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Menurut dia, polisi tak perlu buru-buru menindak masyarakat Indonesia yang mendukung ISIS.
"Sebab, belum ada bukti mereka melakukan teror," kata Bambang saat dihubungi Tempo, Ahad, 3 Agustus 2014. (Baca: (Baca: Pemerintah Copot Kewarganegaraan Pendukung ISIS)
Menurut dia, polisi perlu melakukan riset dan pemeriksaan mendalam tentang ISIS. Termasuk perilaku para pendukung ISIS di Indonesia. Sebagai contoh, polisi perlu mempelajari budaya, agama, dan perilaku sosial pendukung ISIS. Bambang juga meminta polisi melacak data tentang ISIS secara mendalam. "Sebab teror itu multikausa, perlu berbagai data untuk membuktikannya, tak bisa hanya berbekal data intelijen." (Baca: Ini Alasan Kominfo Belum Blokir Video ISIS)
Bambang menilai isu ISIS di Indonesia lebih bersifat politis. Dia yakin hanya sedikit orang Indonesia yang tertarik dengan paham ISIS. "Islam Indonesia tak mudah terprovokasi yang seperti ini," katanya.
Sebelumnya, sekelompok warga Indonesia muncul dalam sebuah video perekrutan yang dirilis ISIS. Mereka mengajak umat Islam di Indonesia bergabung dengan kelompok tersebut.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengklaim anggota ISIS telah membaiat sekitar 2 juta orang Indonesia. Meski tak ada data pasti, ia mengklaim informasi tersebut dia dapat langsung dari rekannya yang pernah bergabung dengan ISIS di Irak.
INDRA WIJAYA
Terpopuler
Beredar Foto Ba'asyir Dibaiat Dukung ISIS
Kepanasan, Bayi 11 Bulan Tewas dalam Mobil
Polisi Klaim Miliki Identitas Aktor di Video ISIS