TEMPO.CO, Tegal - Pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi belum diberlakukan untuk stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah. Sebab, Pantura Jawa Tengah merupakan jalur utama distribusi logistik. “Jalur selatan, jalur tengah, dan jalur penghubung Jawa Tengah dan DIY juga belum dibatasi,” kata Kepala Operasional Terminal BBM Tegal, Bimo Sagus Ariyanto, Senin, 4 Agustus 2014.
Dalam surat edaran BPH Migas tertanggal 24 Juli 2014, kebijakan pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi dari pukul 08.00 sampai 18.00 di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali yang dimulai hari ini hanya berlaku untuk cluster tertentu.
Bimo mengatakan penentuan cluster itu difokuskan pada kawasan industri, pertambangan, perkebunan, dan wilayah yang dekat dengan pelabuhan yang rawan terjadi penyalahgunaan solar bersubsidi.
Adapun dari 372 SPBU di Jawa Tengah, termasuk 68 SPBU yang dilayani Terminal BBM Tegal (meliputi wilayah Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, dan Pemalang), tidak satu pun yang termasuk dalam cluster tertentu itu.
Bimo menambahkan, pengurangan alokasi solar bersubsidi untuk lembaga penyalur nelayan, seperti stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN), sebesar 20 persen juga belum diberlakukan di wilayah Jawa Tengah. Dia mengimbau masyarakat dan nelayan agar tak khawatir ihwal pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi di Jawa Tengah. Imbauan yang dicetak pada spanduk itu juga akan dipasang di SPBU.
Selama arus mudik dan balik Lebaran 2014, konsumsi solar di Terminal BBM Tegal justru mengalami penurunan sekitar 50 persen dibanding hari biasa. “Biasanya 650 kiloliter per hari. Selama arus mudik dan balik, hanya sekitar 300 kiloliter per hari,” ujarnya. Sebab, semua kendaraan berat dialihkan ke jalur selatan akibat rusaknya Jembatan Comal di jalur Pantura Kabupaten Pemalang. Selain itu, semua truk juga dilarang melintasi Pantura sejak empat hari sebelum Lebaran.
Sedangkan konsumsi Premium bersubsidi selama arus mudik dan balik di Terminal BBM Tegal meningkat 60-70 persen. “Hari biasa hanya 750 kiloliter per hari. Pada arus mudik dan balik jadi sekitar 1.300 kiloliter per hari,” kata Bimo.
Dari pantauan pada Senin siang, 4 Agustus 2014, aktivitas di sejumlah SPBU di Pantura wilayah Kota dan Kabupaten Tegal terlihat masih normal. Tak terlihat antrean kendaraan ataupun kepanikan pembeli solar. “Tidak ada masalah. Pembatasan solar bersubsidi itu kan hanya di Jakarta Pusat,” kata Wiwoho, 47 tahun, pengemudi Mitsubishi L 300 di SPBU Muri, Dampyak, Kabupaten Tegal.
Manajer Operasional SPBU Muri, Elizabeth Ratih Dewi, mengatakan penjualan solar bersubsidi masih normal. “Stok solar sekitar 84 ton dan Premium 45 ton. Cukup sampai lima hari ke depan. Pasokan juga lancar,” kata Elizabeth.
DINDA LEO LISTY