TEMPO.CO, Bekasi - Proyek pembangunan dua rel ganda atau double-double track (DDT) Manggarai-Bekasi-Cikarang terlihat kembali progresnya. Setelah bertahun-tahun mandek, proyek tersebut kini mulai dikebut lagi.
Kepala Stasiun Bekasi Teguh Budiono mengatakan saat ini rel kereta yang sudah ada adalah dua jalur (double track). Sedangkan yang tengah dikerjakan adalah dua jalur tambahan di sisi utara rel yang telah ada.
"Dari Cipinang sampai menjelang Stasiun Bekasi sedang pengurukan jalur," kata Teguh kepada Tempo, Senin, 4 Agustus 2014. Adapun dari Stasiun Bekasi hingga Cikarang, pihak satuan kerja (satker) baru merampungkan pemasangan tiang listrik aliran atas (TLAA).
Menurut Teguh, pengerjaan kontruksi dikerjakan terlebih dahulu dari Cipinang hingga Stasiun Bekasi. Seusai pengurukan, baru dikerjakan pembuatan jembatan serta pembuatan trap. Adapun aliran listrik sudah tersedia. "Tinggal melebarkan saja," kata Teguh.
Jika proyek ini selesai pada 2016, jalur untuk kereta rel listrik dan kereta jarak jauh akan terpisah. Dua jalur khusus KRL dan dua lainnya untuk kereta jarak jauh. Dengan cara ini, kedua jenis kereta tak bersinggungan. (Baca: Rel Tidak Steril Sebabkan KRL Jabotabek Terlambat)
"Menjadi solusi, mengurangi dampak antrean kereta api," tuturnya. Selama ini, bila terjadi permasalahan teknis jalur kereta dari Bekasi ke Jakarta, para penumpang KRL menganggap PT KAI memprioritaskan kereta jarak jauh. Dampaknya, beberapa kali jalur kereta diblokir penumpang KRL.
Sayangnya, ujar ia, jalur tersebut tak didukung dengan penambahan di Manggarai sampai Kota. Soalnya, dari jalur tersebut masih terdapat dua jalur, belum double-double track. "Bentroknya di Manggarai," ujarnya.
Menurut ia, jumlah penumpang di Stasiun Bekasi setiap harinya sekitar 28 ribu orang, sedangkan penumpang kereta lokal sekitar 200 orang. Ia yakin, apabila double-double track sudah dioperasikan, penumpang akan semakin banyak. "Pasti bertambah, kereta sudah menjadi kebutuhan."
ADI WARSONO