TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia--salah satu organisasi pendiri Partai Golongan Karya--menyatakan Aburizal Bakrie gagal memimpin Golkar. Ical--panggilan Aburizal Bakrie--juga dinilai menjerumuskan kader dengan menyatakan Golkar sebagai partai oposisi. (Baca: Agung Laksono Akan Bawa Golkar ke Jokowi)
"Untuk mencegah Golkar semakin terjerumus dan kehilangan peranan dalam percaturan politik nasional, kami mendesak Ical legawa mundur dari ketua umum atau laksanakan musyawarah nasional sebelum 4 Oktober 2014," ujar Robinson Napitupulu, salah satu anggota presidium SOKSI, di rumah Ketua Umum SOKSI Suhardiman di Cipete, Jakarta Selatan, Ahad, 3 Agustus 2014. (Baca: Akbar Tandjung Persilakan Kader Golkar ke Jokowi)
Keputusan menjadi oposisi pada pemerintahan Jokowi-JK, tutur Robinson, salah besar. "Kebijakan itu merugikan kader partai yang sudah menduduki jabatan gubernur, wali kota, bupati, dan legislator," ujar Robinson. Ia mengatakan keputusan menjadi oposisi menghilangkan hak bagi kader yang sedang duduk dalam pemerintahan untuk berkarya di dalam pemerintahan mendatang. (Baca: Agung Laksono Optimistis Gantikan Ical)
Robinson menilai keputusan itu tak sesuai dengan semangat kekaryaan Golkar. Menurut dia, doktrin kekaryaan hanya bisa dicapai dengan bergabung bersama pemerintah. Doktrin inilah, kata Robinson, yang membuat Golkar tak pernah menjadi oposisi.
Dia juga menuding Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, merusak citra partai beringin. Musababnya, ujar Robinson, Akbar telah membisiki calon yang dijagokan Golkar, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, tak menerima hasil pemilu. "Sikap kedua pembesar Golkar ini jadi contoh buruk," katanya.
DINI PRAMITA
Terpopuler
Pemimpin ISIS Disebut Pernah Dididik Israel
2 Juta WNI Disebut Sudah Dibaiat ISIS
Komnas HAM Minta Prabowo Terima Putusan MK
Pengamat: Separuh Pengikut ISIS Kecewa dan Bubar
Komedian Mamiek Meninggal