TEMPO.CO, New York - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan yang menewaskan sepuluh orang di sebuah sekolah PBB di Jalur Gaza pada Ahad, 3 Agustus 2014, dan menyebutnya sebagai "kebiadaban moral dan tindak pidana".
Ban menuturkan penyerangan terhadap fasilitas PBB di Gaza yang menargetkan warga sipil Palestina dan staf PBB merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. (Baca: Israel Serang Universitas di Gaza.) "Serangan ini, bersama pelanggaran hukum internasional lainnya, harus cepat diselidiki, dan mereka yang bertanggung jawab dan harus segera dipertanggungjawabkan. Ini merupakan kemarahan moral dan tindak pidana," kata Ban, seperti dikutip Associated Press.
Robert Turner, direktur operasi untuk badan pengungsi Palestina PBB di Gaza, mengatakan bahwa sedikitnya 10 orang tewas dan 35 orang terluka setelah serangan diluncurkan di dekat sekolah khusus anak laki-laki di Rafah. Beberapa mayat, di antaranya anak-anak, bertebaran di dalam kompleks sekolah PBB. Seorang staf PBB juga tewas. (Baca: Serangan Israel ke Sekolah PBB, 15 Orang Tewas)
Setidaknya enam fasilitas PBB telah diserang oleh tembakan Israel sejak konflik antara Israel dan Hamas dimulai. Setelah serangan yang menewaskan sedikitnya 16 orang di sebuah sekolah PBB pada pekan lalu, Ban mengatakan, "Tidak ada yang lebih memalukan daripada menyerang anak-anak yang sedang tidur."
Sekjen PBB ini juga menyatakan bahwa dirinya frustrasi karena gencatan senjata tak juga berjalan dengan baik. Ban telah menghabiskan enam hari di Timur Tengah bulan lalu dan berjam-jam di telepon untuk berdiskusi dengan para pemimpin Israel, Palestina, dan pemimpin negara lainnya untuk mencoba menengahi pertempuran ini.
Dia meminta kedua belah pihak melanjutkan perundingan gencatan senjata dan negosiasi di Kairo untuk mengatasi masalah mendasar. "Kegilaan ini harus berhenti," kata Ban. (Baca: Israel Serang Gaza, 1.654 Nyawa Melayang)
ANINGTIAS JATMIKA | AP
Terpopuler
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN
Gempa Cina Tewaskan 367 Jiwa
Sierra Leone Terapkan Status Darurat Ebola