TEMPO.CO, Gaza - Pejabat Palestina menuduh Israel membatalkan gencatan senjata yang sedianya berlangsung tujuh jam secara sepihak. "Mereka membombardir rumah-rumah di Gaza City selama masa gencatan senjata."
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan, akibat gempuran bom Israel pada Senin, 4 Agustus 2014, di kamp penampungan pengungsi Shati, 30 orang cedera. Hampir semua korban adalah perempuan dan anak-anak.
Menanggapi tudingan Palestina itu, juru bicara militer Israel mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka akan mengecek tembakan senjata berat tersebut.
Sebelumnya Israel menyatakan telah menghentikan tembakan di beberapa tempat di Jalur Gaza selama tujuh jam. Penghentian tersebut terkait dengan kecaman dunia atas sebuah tembakan mematikan terhadap gedung sekolah milik PBB di teritorial Palestina.
Gencatan senjata terbatas yang dinyatakan pada Senin, 4 Agustus 2014, sejak pukul 07.00 hingga 14.00 GMT itu diumumkan setelah sejumlah kekuatan dunia mengutuk serangan Israel beberapa hari sebelumnya, yang menyebabkan sepuluh warga Palestina di sekolah PBB tewas.
Angkatan bersenjata Israel dalam keterangannya kepada media menyatakan mereka menerapkan kebijakan "jedah kemanusiaan" untuk seluruh wilayah Jalur Gaza, kecuali kawasan di sebelah timur Kota Rafah. "Di kawasan ini masih berlangsung peperangan, dan militer Israel ditempatkan di sana."
"Jika ada serangan dalam masa jedah kemanusiaan ini, militer Israel tidak segan-segan meresponsnya," bunyi peringatan militer Israel dalam sebuah pernyataan. "Kami mempersilakan warga Abasan al Kabira dan Abasan al Saghira, dua desa di timur Khan Younis di selatan Gaza, kembali ke rumah masing-masing."
AL JAZEERA | CHOIRUL