TEMPO.CO, Subang - Sampai dengan H+8, Selasa, 5 Agustus 2014 pagi, ruas jalur tengah Kalijati-Dawuan-Subang, Jawa Barat, masih macet sepanjang 15 kilometer. Akibat kelelahan karena mengantri sejak dini hari, sejumlah pengemudi bus dan mobil pribadi tertidur lelap di belakang setir.
"Capeknya minta ampun," kata Sukamto, sopir bus Sinar Jaya saat ditemui di lokasi kemacetan ruas Dawuan. Ia mengaku, keluar dari gerbang tol Palimanan, Cirebon, jam 20.00. Setelah melewati Kadipaten-Cijelag-Cikamurang, akhirnya sampai di Subang pkl.04.00. (Baca: Social Jetlag Akibat Mudik)
"Kami beriringan sejak di Palimanan," ujar Supriyadi, pemudik asal Semarang, sambil menggerak-gerakan badanya melakukan relaksasi.
Salah seorang pedagang sayuran, Warya, warga Dawuan yang pulang belanja dari pasar Inpres Subang jam 03.00, baru sampai ke rumah jam 04.15. "Perjalanan 10 kilometer memakan waktu 75 menit," ujarnya.
Buat megurai kemacetan total, sejumlah petugas Polres Subang melakukan patroli sepeda motor. "Supaya tak ada yang saling menyalip," ujar seorang petugas. (Jakarta Magnet Urbanisasi)
Kemacetan total di jalur tengah Subang terjadi kecuali diakibatkan meledaknya arus balik, juga disebabkan aktivitas pasar Kalijati, truk pengangkut pasir, banyaknya titik persimpangan, aktivitas keluar masuk mobil di area rumah makan dan mulai beroperasinya kembali pabrik-pabrik.
Gara-gara kemacetan tersebut ratusan karyawan pabrik terlantar akibat bus jemputannya tak sampai di titik-titik jemputan tepat waktu. "Waktu masuk kerja jam 07.00, tapi sekarang sudah jam 7.30 mobil jemputan belum nongol juga," ujar Fitri, salah seorang karyawan pabrik garmen di daerah Kalijati.
Mau membolos, Fitri mengaku takut kena sanksi berat dari manajemen. "Ya sudah nunggu datangnya jemputan saja," katanya.
NANANG SUTISNA
Berita terpopuler
Bupati Rote Belum Tahu Jadi Tersangka Korupsi
Rumah Transisi Putus Rantai Politik Transaksional
Tiga Langkah Cegah Penyebaran ISIS
Pengamat : Freeport Tak Signifikan Dongkrak Ekspor