TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance, Aviliani, menyatakan bahwa ekspor konsentrat Freeport tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan ekspor Indonesia. "Saya rasa pengaruhnya sangat kecil, berapa pun banyaknya kuota ekspor yang diizinkan pemerintah," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Agustus 2014. (baca juga: Izin Ekspor Freeport Sudah Terbit)
Aviliani memperkirakan nilai ekspor mineral Freeport mencapai sekitar US$ 2 miliar per tahun. Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan defisit ekspor impor di bidang migas yang mencapai US$ 12 miliar. "Jadi, ketika Freeport sudah mulai ekspor lagi, pengaruhnya juga tidak akan banyak terhadap defisit neraca perdagangan," kata dia. (baca juga: Hari Ini, Freeport Sudah Bisa Ekspor Mineral)
Baca Juga:
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar mengatakan PT Freeport Indonesia sudah bisa melakukan ekspor mineral mentah dengan bea keluar 7,5 persen. Namun, pemerintah belum merinci kuota ekspor. "Surat Perintah Ekspor sudah dikeluarkan Jumat, 1 Agustus 2014 lalu," ujarnya di Jakarta pada Senin, 4 Agustus 2014.
Kendati SPE sudah dikeluarkan pada Jumat pekan lalu, Sukhyar menegaskan Freeport baru bisa melakukan ekspor sejak kemarin. Pasalnya, Freeport baru membayar komitmen pembangunan smelter senilai US$ 115 juta di bank.
INDRI MAULIDAR
Berita Terpopuler
Massa Kubu Prabowo-Hatta Paksa Gembok KPU
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Jokowi Bantah Tudingan Preteli Koalisi Pro-Prabowo
Justin Bieber Serang Orlando Bloom di Pesta
Cinta Segi Empat Justin Bieber-Orlando Bloom
Pembalap Alexandra Dipersunting Anak Muchdi Pr.