TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan kebijakan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan signifikan menjaga kuota hingga akhir tahun. Sebelumnya, Pertamina menghitung ada potensi kuota volume BBM bersubsidi sampai akhir tahun bakal lebih dari 46 juta kiloliter.
"Kalau tidak melakukan apa-apa, kita akan kekurangan sekitar 1,34 juta kiloliter, gabungan antara Premium dan solar," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya saat ditemui seusai jumpa pers di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Selasa, 5 Agustus 2014. (Baca: Dibatasi, Jero Wacik Bantah BBM Langka)
Menurut Hanung, kekurangan 1,34 juta kiloliter itu terdiri atas solar sebanyak 80 persen dan sisanya Premium. Kebutuhan Solar, ujar dia, memang dipastikan akan lebih besar dari kuota yang sudah dipatok tahun ini. "Karena memang kuota solar tahun ini jauh lebih rendah dari realisasi tahun lalu," tuturnya. (Baca: Solar Dibatasi, Separuh Kopaja Tak Beroperasi)
Lagi pula, Pertamina menyadari masih tingginya penyimpangan dan penyalahgunaan solar bersubsidi hingga saat ini. Di sejumlah wilayah, penyelewengan solar bersubsidi malah sudah kasat mata. "Makanya, dilakukan beberapa upaya, termasuk pengendalian jam operasi di SPBU yang dekat dengan industri dan daerah yang rawan," katanya.
Di tempat yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menuturkan pengendalian ini perlu dilakukan untuk menjamin kuota BBM subsidi cukup hingga akhir tahun. "Proyeksi BPH Migas, solar akan habis pada akhir November, sedangkan Premium habis 19 Desember. Inilah yang membuat kami menghitung apa yang harus dilakukan agar bisa sampai 31 Desember," ujar Jero di kantornya. (Baca: Bus Pengguna Solar di Jakarta Tinggal 6.900 Unit)
Jero mengatakan setiap harinya pemerintah bersama BPH Migas dan Pertamina menghitung stok BBM subsidi yang ada beserta konsumsinya. Hingga semester pertama, konsumsi BBM subsidi sudah mencapai 22,9 juta kiloliter. Meski cukup ideal, sisa kuota 23 juta kiloliter di paruh kedua 2014 dipastikan tak cukup tanpa pengendalian apa pun. "Data kami, konsumsi minyak di semester kedua lebih tinggi," katanya.
AYU PRIMA SANDI
Baca juga:
Tim Prabowo Minta Pemilihan Ulang di 33 Provinsi
Dirjen Pemasyarakatan Benarkan Foto Baiat Ba'asyir di LP
12 Pria Disunat Paksa atas Permintaan Istri Mereka
Progres 98 Bikin Rusuh di KPK
Menkopolhukam Perintahkan Tifatul Blokir Konten ISIS