TEMPO.CO, Moskow - Sebuah maskapai berbiaya murah atau low-cost carrier (LCC) Rusia, Aeroflot, mengatakan akan berhenti beroperasi karena perjanjian penyewaan pesawat dibatalkan setelah Uni Eropa menerapkan sanksi kepada Moskow. Menurut Uni Eropa, Rusia dianggap berperan dalam krisis di Ukraina, seperti dikutip Reuters, Senin, 4 Agustus 2014. (Baca juga: Jet Tempur Ukraina Ditembak Jatuh di Donetsk)
Sebelumnya, Uni Eropa mengumumkan langkah-langkah hukuman terhadap maskapai bernama Dobrolyot pada akhir Juli silam. Ketika itu, Uni Eropa menambah panjang daftar pemberian sanksi terhadap 95 orang dan 23 organisasi di Rusia. Semua orang dan organisasi tersebut mendapat larangan bepergian dan mengalami pembekuan aset. (Baca juga: Jet Tempur Ukraina Ikuti MH17)
Dobrolyot mulai beroperasi pada Juni 2014 dengan rute penerbangan menuju Simferopol, ibu kota Crimea--semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada Maret lalu. Maskapai ini melayani penerbangan ke tujuh kota lain di Rusia. (Baca juga: Suplai Senjata ke Ukraina, AS Beri Sanksi Rusia)
"Kami terpaksa menunda penerbangan ke semua rute mulai 4 Agustus, menyusul pembatalan perjanjian sewa pesawat Boeing 737-800 karena sanksi Uni Eropa kepada Dobrolyot," kata perusahaan melalui situs resminya.
Maskapai lain akan memberangkatkan calon penumpang yang sudah terlanjut membeli tiket untuk bepergian ke Moskow, Simferopol, dan Volgograd bulan ini.
Baca Juga:
"Penerbangan-penerbangan ke rute lainnya sementara dibatalkan. Penumpang akan menerima semua ganti rugi tiket."
Pengumuman ini dikeluarkan meski Moskow seakan-akan menyampaikan tantangan setelah Barat meningkatkan sanksi kepada Rusia. Rusia dianggap berperan dalam pemberontakan oleh kelompok separatis di wilayah timur Rusia. Aadapun Moskow membantah tudingan itu.
REUTERS | MARIA YUNIAR
Berita lainnya:
Gencatan Senjata Gaza, Israel Tarik Pasukan Darat
Di Gaza, Warga Kuburkan Jasad di Kulkas
Isis Kuasai Kota Pertama di Libanon
Palestina Menuduh Israel Batalkan Gencatan Senjata