TEMPO.CO, Surakarta - Kebijakan pemerintah yang membatasi waktu pembelian solar bersubsidi hanya pada pukul 08.00 WIB-18.00 WIB mulai mendapat tanggapan negatif dari pengusaha bus di Surakarta. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Surakarta, Joko Suprapto, menyatakan sebagian besar bus tujuan Jakarta dan tujuan jarak jauh lainnya beroperasi pada malam hari.
"Kalau kami harus membeli solar nonsubsidi di malam hari, jelas biaya operasional akan membengkak," katanya di Surakarta, Selasa, 5 Agustus 2014. Sebab, harga solar bersubsidi hanya Rp 5.500 per liter, sedangkan Pertamina Dex Rp 13.300 per liter. (Baca: Pengendalian BBM Tekan Konsumsi 1,34 Juta Kiloliter)
Menurut Joko, jika hal itu dibiarkan, maka pengusaha bus akan merugi dan akhirnya berhenti beroperasi. Karena itu, jika pembatasan pembelian solar bersubsidi dilanjutkan, pengusaha meminta ada kenaikan tarif angkutan. "Kalau tidak ada revisi tarif, sama dengan mematikan pengusaha angkutan," katanya.
Salah seorang pengemudi truk, Darmadi, 48 tahun, mengaku resah dengan pembatasan waktu pembelian solar subsidi. Dia biasa mengangkut bahan makanan dari Solo ke Surabaya dan berakhir di Bali. "Setidaknya, saya tiga kali isi solar selama di jalan," katanya saat ditemui di SPBU Sekarpace, Surakarta. (Baca: Bus Pengguna Solar di Jakarta Tinggal 6.900 Unit)
Pengemudi truk lainnya, Bayu, 32 tahun, meminta waktu pembelian solar subsidi diperpanjang sampai pukul 20.00 WIB. Dengan begitu, masih ada waktu untuk mengisi ketika hampir kehabisan solar. "Kalau seperti sekarang, susah. Kemarin saya ditolak mau beli solar subsidi, padahal masih jam 5 sore," ucapnya. Ia biasa mengangkut suku cadang kendaraan dengan rute Solo-Tegal dan Solo-Surabaya.
Pengelola SPBU Sekarpace, Joko Supeno, menyatakan hingga kini belum menerapkan pembatasan penjualan solar subsidi. Sebab itu, dia tetap melayani penjualan solar subsidi di luar pukul 08.00 WIB-18.00 WIB. "Kami menunggu instruksi Pertamina saja," ucapnya. (Baca: Angkutan Umum Kesulitan Cari Solar di Trayeknya)
UKKY PRIMARTANTYO
Baca juga:
Tim Prabowo Minta Pemilihan Ulang di 33 Provinsi
Dirjen Pemasyarakatan Benarkan Foto Baiat Ba'asyir di LP
12 Pria Disunat Paksa atas Permintaan Istri Mereka
Progres 98 Bikin Rusuh di KPK
Menkopolhukam Perintahkan Tifatul Blokir Konten ISIS