TEMPO.CO, Jakarta - Mukmainah, tenaga kerja Indonesia asal Tegal, mengaku, saat pulang dari bekerja di Taiwan pada 2013, dia diperas saat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Dia mengatakan pemerasan tersebut melibatkan petugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja serta polisi.
"Di situ ada pekerja BNP2TKI dan ada yang pakai seragam polisi juga," ujar Mukmainah saat akan mengadu ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2014. Saat di depan petugas tersebut, kata dia, rombongan TKI diberitahu akan diantar sampai rumah masing-masing. "Biayanya Rp 500 ribu." (Baca: Marak Calo TKI di Soekarno-Hatta, Ini Dalangnya)
Mukmainah menerima begitu saja tawaran tersebut karena takut menolak. "Kita, sih, waktu itu baru, ya, jadi bagaimana, percaya saja kita ada kejadian kayak gitu. Terus ada polisi, kita agak gimana," ujarnya.
Saat itu, Mukmainah mengaku minta turun di rumah saudaranya daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun dia tak diizinkan. Semua TKI diantar ke alamat yang tertera pada paspor masing-masing dengan biaya Rp 500 ribu itu. Sampai di rumah, dia mengaku kembali dimintai tip untuk sopir yang mengantarnya.
"Mau turun itu disuruh bayar ke pak sopir. Kami kasih Rp 100 ribu, mereka tidak terima, mereka mintanya lebih," ujarnya. (Baca: Kepala BNP2TKI Janji Pecat Staf Pemeras TKI )
Kebetulan, Mukmainah saat itu tidak membawa duit dolar. Karena itu, dia beruntung tak dipaksa menukarkan duit asing itu dengan rupiah di tempat penukaran yang telah ditunjuk dengan kurs yang jauh lebih rendah. "Teman sebelah saya yang dari Purwodadi itu dipaksa, sampai disuruh telanjang segala, sampai nangis. Disuruh menukarkan dolarnya. Alhamdulillah, kita tidak. Alasannya, sih, kita tetap berkeras tidak bawa dolar," kata Mukmainah.
Siang ini, Mukmainah bersama lima TKI korban pemerasan di Bandara Soekarno-Hatta dan perwakilan Migrant Care mengadu ke KPK. Aduan ini merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak KPK bersama Bareskrim Polri, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, serta Angkasa Pura di Terminal 2D Soekarno-Hatta pada 26 Juli lalu.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler:
Tabrak Bocah, Bus Tenjo-Kalideres Dibakar Warga
Pendukung Prabowo Terobos Barikade dengan Motor
Moreno Soeprapto Yakin Prabowo-Hatta Menang
Pria Berjanggut Dilarang Naik Bus di Xinjiang