TEMPO.CO, Bogor - Menyusul pembatasan Premium bersubsidi di SPBU rest area jalan tol, masyarakat pengguna Tol Jagorawi mengantre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU luar jalan bebas hambatan, Rabu, 6 Agustus 2014. Sedangkan di SPBU rest area sepi dari aktivitas pengisian BBM. (Baca juga: Pengendalian BBM Tekan Konsumsi 1,34 Juta Kiloliter)
Pantauan Tempo, antrean panjang kendaraan yang akan mengisi Premium terlihat di SPBU 34-16712 Jalan Sentul-Kandang Roda, Cibinong, Kabupaten Bogor. Empat mesin pengisi BBM jenis Premium tidak berhenti melayani pembeli. Bahkan, mesin khusus untuk sepeda motor juga dibuka untuk kendaraan roda empat. (Baca juga: Dibatasi, Jero Wacik Bantah BBM Langka)
"Setelah hari ini diberlakukan pembatasan penjualan Premium di rest area jalan tol ada peningkatan kendaraan yang mengisi Premium di SPBU kami. Sejak pagi tadi sudah ramai," kata Arum, petugas SPBU 34-16712 kepada Tempo, Rabu, 6 Agustus 2014. (Baca juga: BBM Bersubsidi Dibatasi, Pasar Mobil Terdampak)
Adapun kondisi sebaliknya terjadi di SPBU 33.16901 Kilometer 21, rest area Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Di stasiun ini sepi pembeli. Hanya terlihat satu atau dua kendaraan yang mengisi BBM. Malah, sebagian calon pembeli banyak yang mengurungkan niatnya mengisi bahan bakar. Mereka diberi tahu petugas sudah tidak menjual Premium mulai Rabu ini.
"Saya enggak tahu kalau mulai hari ini Premium sudah tidak dijual di rest area. Kalau isi Pertamax harganya mahal," kata Muhtar Amin, 38 tahun, pengemudi Grand Max pick up bernomor polisi F-8753-GN. "Saya keluar tol saja supaya bisa isi bensin."
Manajer SPBU rest area Gunung Putri, Budi, menceritakan terjadi penurunan pembeli BBM sejak tidak menjual Premium. Padahal, sebelum pembatasan BBM bersubsidi di jalan tol diberlakukan, pada jam masuk kerja dan pulang kerja mesin pengisian bahan bakar selalu dipadati pembeli. "Pengguna tol isi BBM di SPBU luar tol. Mereka pasti isi penuh di sana."
Menurut Budi, biasanya dalam sehari SPBU KM 21 menjual sebanyak 80 kiloton BBM bersubsidi, yakni 40 kiloton jenis Premium dan 40 kiloton jenis Bio Solar. Sedangkan Pertamax maksimal bisa menjual 3 kiloton. Dihapusnya penjualan BBM bersubsidi membuat pengusaha SPBU di rest area jalan tol mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah per bulannya.
ARIHTA U. SURBAKTI
Berita Terpopuler
Polisi Tolak Laporan Fadli Zon Soal Ketua KPU
Sidang MK, Prabowo Bakal Pidato Soal Kecurangan
400 Advokat Prabowo Versus 200 Pengacara Jokowi
Ainun Najib: Next Project, Kawalpilkada.org
Jelang Sidang di MK, KPU Dapat Penghargaan
Gerindra: Pansus Pilpres Setelah 15 Agustus