TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan TB Hasanuddin menyesalkan pernyataan Prabowo Subianto di gedung Mahkamah Konstitusi yang menyebut Indonesia sebagai negara otoriter, fasis dan komunis. "Persoalan pemilu dengan segala permasalahannya bisa saja terjadi di era demokrasi seperti sekarang ini. Tapi tentu selalu ada solusinya, antara lain melalui MK sebagai lembaga hukum yang sah," kata dia dalam pesan singkat, Kamis, 7 Agustus 2014.
Sebagai warga negara, kata dia, tentu harus saling menghormati proses hukum yang berjalan dan tunduk pada keputusan MK nantinya. "Biarkan MK bekerja dengan sungguh-sungguh demi kepentingan dan kepastian kita bersama," ujarnya.
Menurut Hasanuddin, Indonesia direbut dan diperjuangkan oleh para pahlawan dengan tetesan darah dan nyawa mereka. Saat ini pun seluruh warga negara sedang bersama-sama berjuang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu, termasuk Prabowo yang telah ikut andil dalam mempertahankan NKRI. (Baca: Temuan Kejanggalan Suara Versi Tim Prabowo)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata dia, dalam sepuluh tahun terakhir juga telah berjuang dengan sungguh-sungguh mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang dicita-citakan para pendiri bangsa.
"Rasanya tak elok dan sangat menyakitkan bila NKRI yang kita cintai disebut sebagai negara otoriter, fasis, dan komunis, bahkan disebut lebih jelek dari Korea Utara. Ingat KPU itu produk rakyat Indonesia, produk kita bersama, bukan produk fasis dan komunis," ujarnya. "Marilah kita menggunakan kearifan dan keikhlasan serta jiwa kenegarawanan kita masing-masing," kata anggota Komisi I DPR ini.
Kemarin, calon presiden yang diusung koalisi pimpinan Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, menyebut Indonesia sebagai negara fasis dan otoriter saat sidang perdana sengketa perselisihan hasil pemilihan presiden di gedung MK. Menurut dia, di beberapa tempat pemilihan suara, ia tak mendapat suara sama sekali.
"Ini hanya terjadi di negara fasis dan otoriter," ujar Prabowo di ruang sidang Mahkamah Konstitusi, Rabu, 6 Agustus 2014. "Mana mungkin 100 persen menang. Di sana kan ada saksi."
MUNAWWAROH
Berita Terpopuler
Kabar Pembakaran Rumah Saksi Prabowo Tak Terbukti
Tim Jokowi Siapkan 80 Halaman Pembelaan
Enam Wilayah Indonesia Waspada Penyebaran ISIS
Dianggap Tak Kuat, Tim Prabowo Siapkan Bukti Baru