TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beredar video yang berjudul "Nurcahya Prabowo", yang menyebut Prabowo Subianto sebagai titisan Allah, muncul rekaman baru tentang orasi unik salah seorang pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu itu.
Video yang diunggah oleh Relawan Prajanusa pada Senin, 4 Agustus 2014, menunjukkan koordinator juru bicara tim kampanye nasional Prabowo-Hatta, Ali Mochtar Ngabalin. Dalam video itu, Ngabalin mengajak para pendukung mendesak Tuhan agar memenangkan Prabowo-Hatta Rajasa.
"Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti dan kita mendesak Allah SWT berpihak pada kita," kata Mochtar di vidoe YouTube bertajuk "Pidato Mochtar Ngabalin pada Halal Bihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia."
Kepada pendukung Prabowo, Ngabalin mengajak untuk melakukan puasa Syawal dan terus berdoa seraya tak berhenti mendesak Tuhan. Ajakan ini disambut dengan tempik sorak dan teriakan "setuju" dari simpatisan yang hadir di rumah bilangan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur itu.
Selain mengajak mendesak Allah, Ngabalin juga meminta pendukung Prabowo untuk hadir di sidang perdana Mahkamah Konstitusi, 6 Agustus 2014.
Menurut dia, hakim Konstitusi merupakan perwakilan Tuhan. Pendukung dia minta mengawal sidang agar hakim Konstitusi tak diganggu dan keputusannya sesuai dengan hati nurani. "Supaya 9 orang ini tak diganggu oleh jin, hantu, dan kuntilanak maka kita pendukung Prabowo-Hatta akan mengawal perjalanan sidang pertama," ujar Ngabalin.
Video itu diambil pada acara halalbihalal di markas pemenangan Prabowo-Hatta pada Ahad, 3 Agustus 2014. Rekaman itu telah ditonton oleh hampir 3.000 orang. Sebanyak 9 orang yang menunjukkan suka dengan rekaman ini sementara 163 tak suka.
Akun YouTube bernama Ariie Sptro menanyakan maksud pidato tersebut. "Mendesak Allah SWT berpihak kepada Prabowo-Hatta??" tulis pemilik akun Ariie Sptro.
Pemilik akun Bagus Dwi Nurhidayat meminta Tuhan memaafkan Ngabalin. "Subhanallah, maha suci Engkau, ya Alloh, dari segala prasangka buruk hamba-Nya. Maafkan hamba-Mu yang berpidato itu ya Allah, dengan seenaknya akan 'mendesak-Mu ya Allah, untuk berpihak ke kebenaran' seakan-akan menyangka bahwa Engkau, ya Allah, sedang berpihak ke kejahatan. Ampunilah dia semoga hanya silap kata, karena hanya Mu-lah yang maha mengetahui."
SUNDARI
Terpopuler:
Ini Rapor Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun
Ahok Curiga, Belum Ada Pejabat DKI yang Dipecat
Hakim Wahiduddin Koreksi Gugatan Prabowo-Hatta
Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI