TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kartono Mohamad, meminta pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf kalla, mempertimbangkan dengan matang kriteria menteri kesehatan pada pemerintahannya. Menurut dia, menteri tersebut tak hanya bicara soal pengobatan, tapi juga aspek pencegahannya.
"Menteri kesehatan harus mampu mengembangkan visi-misi kesehatan. Oleh karena itu, menteri kesehatan harus mempunyai jiwa kepemimpinan," kata Kartono di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat, 8 Agustus 2014.
Selain itu, kata Kartono, orang yang mengisi jabatan itu harus mempunyai integritas, beritikad baik, dan tak mementingkan dirinya sendiri. Apalagi, menjual dirinya untuk kepentingan di luar rakyat. Jika dilihat dari kriteria tersebut, Kartono menilai Ketua Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat, Ribka Tjiptaning, tak layak menjadi menteri kesehatan. "Jika Ribka terpilih menjadi menteri kesehatan, semakin kacaulah kesehatan rakyat ini," kata Kartono. (Baca: Ribka Ingin Jadi Menkes, Beredar Petisi Penolakan)
Respons berbeda ditunjukkan Kartono saat ditanya sejumlah nama, seperti Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Fasli Djalal dan Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti. Menurut Kartono, mereka merupakan pribadi yang baik. "Saya setuju beliau menjabat sebagai menteri kesehatan. Tetapi ini bukan maksud saya mencalonkan nama tersebut ya," katanya sambil tersenyum. (Baca: Ribka Mau Jadi Menkes, Bekas Kolega di DPR Menolak)
Direktur Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Bahrain juga sepakat dengan kriteria menteri kesehatan itu. Dia menambahkan, menteri itu harus tak terlibat kasus korupsi, mampu mengembangkan visi Indonesia sehat, dan berkomitmen menghasilkan program kesehatan yang inovatif. "Serta profesional, memiliki pengalaman di bidang kesehatan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Jadi masyarakat yang mengontrol negara, bukan sebaliknya," ujarnya.
Koordinator ICW Ade Irawan pun mengingatkan agar Jokowi-Jusuf Kalla menunjuk menteri yang memiliki rekam jejak bagus. Menurut dia, jangan sampai menteri kesehatan yang baru mengikuti jejak dua menteri pendahulunya, yakni Ahmad Sujudi dan Siti Fadilah Supari. Sujudi menjadi tersangka dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di 33 rumah sakit di daerah tertinggal tahun 2003. Sedangkan Siti ditetapkan sebagai tersangka korupsi pengadaan alat kesehatan untuk kebutuhan antisipasi kejadian luar biasa pada 2005.
Selain itu, kata Ade, menteri pilihan itu juga mesti memiliki integritas. "Karena menteri kesehatan menghasilkan kebijakan yang berpengaruh kepada kepentingan rakyat," kata Ade. (Baca: ICW Siapkan Daftar Calon Menteri)
MONIKA PUSPASARI
Baca juga:
Mantan Ketua IDI: MenkesTak Harus Dokter
Ketua Gerindra Jakarta Ancam Culik Ketua KPU
Satu Korban Mutilasi Pasutri Riau Belum Ditemukan