Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Buruk, Tangkapan Nelayan Malang Anjlok  

image-gnews
Kapal nelayan yang bersandar di kampung nelayan Cilincing, Jakarta Utara, 5 Agustus 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
Kapal nelayan yang bersandar di kampung nelayan Cilincing, Jakarta Utara, 5 Agustus 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO , Malang - Cuaca buruk yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir memaksa sejumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Malang membatasi area pencarian ikan. Sebagian besar nelayan bahkan terpaksa berhenti melaut.

Tinggi gelombang laut yang mencapai 5 meter dengan kecepatan angin hingga 30 knot membuat tangkapan ikan merosot sampai 70 persen. Tangkapan ikan yang sedikit membuat harga ikan mahal. Inilah yang dirasakan sekitar 2.650 nelayan di Dusun Sendangbiru, Tambakrejo, dan Tambaksari, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Penasihat Kelompok Nelayan Rukun Jaya di Sendangbiru, Sudarsono, mengatakan seluruh nelayan kemarin menerima surat edaran dari Stasiun Meteorologi Maritim Perak, Surabaya, yang berisi peringatan kepada nelayan agar mewaspadai peluang gelombang tinggi hingga 5 meter di sejumlah perairan Indonesia. Surat edaran itu berlaku 5-6 Agustus 2014. "Sekitar 40 persen dari kami tetap melaut dengan esktra-hati-hati dan 60 persen lagi memilih berhenti sampai cuaca kembali normal," katanya, Jumat, 8 Agustus 2014.

Sudarsono sendiri memilih berhenti melaut karena, selain berbahaya, hasil tangkapan juga sedikit. Dengan kondisi gelombang tinggi dan kecepatan angin 30 knot, posisi ikan semakin ke tengah laut. "Itu sebabnya nelayan harus berlayar sejauh 370-463 kilometer dari garis pantai, meski hasilnya tidak seberapa," ujarnya yang juga Kepala Desa Tambakrejo.

Adapun Ketua Kelompok Nelayan Rukun Umar Hasan menuturkan tangkapan yang merosot membuat nelayan sangat sulit memenuhi permintaan ikan yang tinggi dari Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, dan daerah lain di Jawa Timur. Tangkapan ikan hanya mencukupi kebutuhan penduduk Kota Malang.

Umar mencontohkan, rata-rata nelayan kini hanya mampu menangkap cakalang seberat 200 kilogram per hari. Saat cuaca normal, jumlah tangkapan cakalang 1,5 ton per hari. Tongkol kecil yang ditangkap kini paling banyak 200 kilogram, merosot jauh dari tangkapan pada masa normal sebanyak 5-10 ton per hari. Jumlah tangkapan tenggiri paling anjlok, dari 100 kilogram menjadi sekitar 5 kilogram. Hanya tangkapan dan harga ikan tuna yang relatif stabil.

Selain nelayan di Desa Tambakrejo, nelayan-nelayan di Ngliyep, Kecamatan Donomulyo; Balekambang, Kecamatan Bantur; Bajulmati dan Wonorogo, Kecamatan Gedangan; Lenggoksono dan Sipelot, Kecamatan Tirtoyudo; serta Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, juga dilaporkan mulai berhenti melaut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ABDI PURMONO


Baca juga:
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah 
5 Gugatan Prabowo yang Dipertanyakan Hakim MK 
Orang Kaya Baru Indonesia Tersebar di Pedalaman 
Merasa Kecewa, Pendukung Prabowo Pindah Dukungan



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 jam lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

7 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

10 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

11 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

19 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

29 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

31 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

31 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

32 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.