TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, menyatakan jalan bergelombang bukan penyebab patahnya sambungan bus gandeng Transjakarta. Kecelakaan bus Transjakarta koridor XI di Jalan Raya Bekasi, Jatinegara, Jakarta Timur, ini terjadi Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca: Tidak Dilindungi, Busway Pasti Karatan)
"Penyebabnya adalah kualitas bus tidak bagus," ujarnya lewat siaran pers yang disebar lewat surat elektronik, Jumat, 8 Agustus 2014. Azas mengatakan, untuk memberi rasa aman, pengelola harusnya bisa membeli bus berkualitas bagus seperti yang dilakukan industri transportasi di Eropa dan Kolombia.
"Tingkat keselamatannya 82 persen, jadi penumpangnya merasa aman," tuturnya. Azas menganggap armada yang disiagakan oleh Transjakarta saat ini tak bisa memberi rasa aman. Menurut dia, insiden bus Transjakarta kemarin membuktikan hal tersebut. Meski tak menelan korban, patahnya sambungan bus memperkuat dugaan Azas bahwa kualitas bus jelek, "Bukan karena jalan yang bergelombang." Menurut Azas, perawatan bus gandeng juga harus ditingkatkan.
Adapun bus yang patah itu diproduksi secara lokal oleh PT Industri Kereta Api (INKA). Saat ini bus INKA melayani dua rute di koridor X dan XI. Pihak Transjakarta beralasan, kualitas jalan membuat kondisi bus tak prima, sehingga kecelakaan seperti kemarin terjadi. (Baca: Bus Transjakarta Gandeng Patah di Jatinegara)
M. ANDI PERDANA
Berita Lainnya:
KRL Terganggu, Diduga Penumpang Tarik Rem Darurat
Mumet Hadapi Pendatang, Jokowi: DKI Mau Dipagari
Lasro Mundur, DPRD: Daya Tahannya Tidak Kuat
