TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dikhawatirkan akan menjadi salah satu medium penyebaran virus ebola di Arab Saudi. Virus ini, selain berbahaya bagi jemaah haji, juga dapat menelusup ke negara-negara asal jemaah, termasuk Indonesia. (Baca juga : Pemerintah Ingatkan Bahaya Virus Ebola)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk mencegah penyebaran virus ini di Tanah Suci. “Pemerintah Arab Saudi membatasi pemberian visa haji dari tiga negara, yaitu Libya, (Sierra) Leone, dan Guinea, sehingga diharapkan tidak ada penularan virus ebola ke sana," kata Tjandra, yang juga menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, kepada Tempo, Ahad, 10 Agustus 2014. (baca juga : WHO: Vaksin Ebola Baru Akan Siap Tahun Depan)
Di Indonesia, kata Tjandra, pemerintah juga telah mempersiapkan beberapa hal untuk pencegahan. Di antaranya, melatih petugas kesehatan mengenai penyebaran dan penanganan ebola. Pemerintah juga memberikan penyuluhan terhadap jemaah haji ihwal bahaya virus mematikan ini. (Baca juga : Singapura Bersiap Hadang Ebola)
Pemerintah juga bekerja sama dengan petugas medis di Arab Saudi untuk menangani jemaah yang tertular virus ebola. Pemerintah Arab Saudi akan menyediakan sarana isolasi serta melakukan diagnosis penyakit dan pengobatan. (Baca juga : WHO Umumkan Ebola Darurat Kesehatan Internasional)
Belakangan ini, virus Ebola menjadi masalah besar yang dihadapi beberapa negara di Afrika. Penyakit virus ebola atau ebola virus disease (EVD) merupakan demam berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit akibat virus yang paling mematikan bagi manusia.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada 1976 di dua tempat berbeda, yaitu Nzara, Sudan; dan Yambuku, Republik Demokratik Kongo. Letak Yambuku dekat dengan Sungai Ebola. Karena itulah penyakit ini dinamai penyakit ebola.
Jumat lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat kesehatan internasional terhadap penyebaran ebola yang melanda bagian barat Afrika. Lembaga ini juga menyerukan pemberian bantuan bagi negara-negara yang terkena dampak virus ini.
Keputusan WHO ini keluar setelah otoritas kesehatan Amerika Serikat mengakui pada Kamis bahwa ebola yang menyebar melampaui Afrika bagian barat sudah tak terelakkan. Lembaga nirlaba Doctors Without Borders juga memperingatkan bahwa virus mematikan itu sekarang di luar kendali dengan lebih dari 60 hotspot wabah terdeteksi. Mereka menyebut ebola sebagai "epidemi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal distribusi geografis, orang yang terinfeksi, dan kematian".
AISHA SHAIDRA
Berita Terpopuler
Ayah: Hamdan Zoelva Sering Terima Teror
Jokowi Angkat Hendropriyono sebagai Penasihat
UIN Jakarta Ungkap Kejahatan Seks ISIS
Bendera ISIS Berkibar di Samping Kantor Polisi
Berhemat, DKI Jakarta Tarik Semua Mobil Dinas
Ratusan Warga Bima Dibaiat Dukung ISIS
Imigrasi Pindah ke Terminal 2, Ini Kata Denny Indrayana