TEMPO.CO, Jakarta - Dewan pakar tim pemenangan Prabowo-Hatta, Fadel Muhammad, mengatakan sigi yang dibuat oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) sudah tepat menggambarkan kondisi riil di masyarakat. Fadel sepakat bahwa mayoritas masyarakat puas terhadap pelaksanaan pemilihan presiden 2014.
"Namun kalau ada suara minoritas yang tak puas, ya kita hargai dong," kata Fadel di Hotel Sari Pan Pacific, Ahad, 10 Agustus 2014. Ia mengharap agar masyarakat sabar menunggu keputusan di Mahkamah Konstitusi. (Baca: Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya)
Fadel juga turut mendampingi Prabowo di Mahkamah Konstitusi Senin lalu. Ia menilai saat itu Prabowo tampak emosi lantaran di beberapa tempat pemungutan suara bekas Komandan Jenderal Kopassus itu mendapatkan nol suara. Prabowo, kata Fadel, menganggap tak mungkin jika ada saksi dari partainya di TPS tersebut tak memilih dirinya.
"Namun kalau kenyataannya demikian ya bagaimana lagi," kata Fadel.
Fadel juga bercerita tentang kejadian seusai Prabowo mencontohkan pemilihan di Korea Utara. Fadel membisiki Prabowo bahwa di Korea Utara tak ada pemilihan umum. Bahkan, kata dia, parlemen saja ditunjuk. "Prabowo baru tahu dan kami tertawa saja," kata dia.
Fadel menganggap gaya totalitarian era Soeharto dalam pemilihan legislator dan presiden sudah tak ada lagi. "Saya ini dulu pelaku. Jadi bisa saya bandingkan," kata dia. (Baca: Mayoritas Masyarakat Puas Pilpres 2014)
Menurut dia, di Kendari, Sulawesi Tenggara, saat itu bisa ditentukan berapa persentase suara Golkar. "Padahal pemilihan di TPS belum selesai," kata dia. Model itu sekarang tak ada.
Sebelumnya, hasil sigi SMRC menunjukkan mayoritas responden puas terhadap penyelenggaraan pemilihan presiden 2014. Sebanyak 77,9 persen responden menilai pilpres berlangsung bebas dan jujur, 10,9 persen menganggap pilpres bebas dan jujur namun banyak masalah, serta 2,3 persen yang tak puas.
"Kalau ada elite yang berkata pemilu banyak kecurangan, itu adalah penilaian minoritas," kata Direktur Riset SMRC Djayadi Hanan. (Baca: Relawan Prabowo Minta KPU Diadili)
Sigi SMRC ini dilakukan atas kerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia dan Comparative National Election Project (CNEP), sebuah yayasan yang berkantor pusat di Ohio State University, Amerika. CNEP mengamati pemilihan umum dan ada di sekitar 30 negara.
Sigi berlangsung dari 21 hingga 26 Juli 2014 di 33 provinsi. Ada 1.200 responden dari riset ini yang dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling. Namun, saat wawancara hanya ada 1.041 responden yang bisa dianalisis. Margin of error riset ini sebesar 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Baca juga:
Warga Solo Hapus Mural Bergambar Bendera ISIS
KPK Periksa Ajudan Bupati Karawang
Agnes Mo dan Siwon Super Junior Saling Merindu
OPM Serang Konvoi Brimob di Papua