TEMPO.CO, Bandung - Mohammad Suleman Hidayat yang mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar, mengatakan apabila kelak dirinya terpilih menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin, maka dia akan membangun koalisi konstruktif untuk membantu mendukung program pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Secara pribadi saya menjunjung etika politik dari partai saya yang memilih menjadi oposisi, dan saya ingin membangun koalisi ini menjadi koalisi yang konstruktif dan mendukung program pemerintah, jika programnya memang bagus," kata M.S. Hidayat yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian ini kepada Tempo seusai acara deklarasi dirinya sebagai calon ketua umum Golkar di kediamannya di Jalan Cipaku Kota Bandung, Ahad, 10 Agustus 2014.
Meski demikian, kata Hidayat, dia tetap mendukung oposisi permanen yang diusung oleh partainya. Namun meski oposisi, tidak akan menutup kemungkinan untuk mendukung pemerintah apabila ada program yang bagus dan sejalan dengan partainya. "Pemerintah harus didukung manakala ada program yang bagus untuk kepentingan negara," ujarnya.
Menurut dia, koalisi permanen merupakan sebuah langkah yang baik bagi iklim demokrasi Indonesia. Tapi hal itu jangan dijadikan sebagai penghambat program pemerintah. Koalisi permanen harus dijadikan sebagai fungsi pengawasan yang efektif bagi pemerintah. "Kalau itu bisa berhasil, baik juga buat demokrasi di Indonesia," ucap dia.
Dalam sejarah perpolitikan Indonesia, lanjut Hidayat, koalisi besar biasanya akan terhenti di tengah jalan. Dalam politik apa saja bisa terjadi, terutama dalam konflik kepentingan. "Yang saya inginkan jangan sampai koalisi permanen menghambat program pemerintah," ujarnya.
IQBAL T. LAZUARDI