TEMPO.CO, Bandung - Supermoon atau tampak membesarnya bulan saat purnama, berlangsung Ahad malam ini hingga menjelang fajar, Senin, 11 Agustus 2014. "Setelah magrib bisa dilihat ke arah timur langit. Puncak purnama Senin dinihari pukul 01.09 WIB," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin, Ahad, 10 Agustus 2014.
Purnama malam ini terlihat istimewa. Bulan sedang dalam posisi terdekatnya dengan bumi (perigee), sejauh 356.896 kilometer. Karena itu, bulan seakan tampak lebih besar dari biasanya saat purnama, serta lebih terang. "Karena banyak memantulkan sinar matahari, kawah bulan saat supermoon ini kurang terlihat baik," ujarnya. Saat terbaik melihat kawah bulan, kata Djamaluddin, yakni saat bulan setengah bulat.
Supermoon yang berasal dari istilah astrologi, ujar Djamaluddin, santer dikaitkan dengan pertanda buruk. Namun bagi astronom, fenomena itu tergolong biasa. "Istimewanya bagi peminat astrofotografi di berbagai negara. Mereka berburu mencari lokasi latar depan supermoon yang bagus dan unik," katanya.
Beberapa lokasi berburu foto supermoon itu, misalnya jembatan layang Pasteur-Surapati (Pasupati) di Bandung, tugu Monumen Nasional (Monas), dan gedung-gedung tinggi di Jakarta. Di Malaysia, antara lain berlatar gedung kembar Petronas.
Penampakan bulan dari hasil foto sejumlah fotografer saat supermoon, kata dia, kadang berbeda warna. Ada bulan yang tampak kemerahan, kuning telur, dan pucat terang. Menurut Djamaluddin, perbedaan warna itu menunjukkan tingkat polusi di lapisan atmosfer. "Pengaruh polusi debu, misal dari letusan gunung api. Makin merah polusinya pekat," ujarnya.
Pada purnama saat ini, menurut Avivah Yamani, astronom dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, bulan seolah tampak 30 persen lebih terang, dan agak membesar 14 persen dibandingkan saat ia berada di posisi terjauh dengan bumi (apogee), sejarak 405.410 kilometer.
Purnama saat ini juga menjadi polusi bagi pengamatan hujan meteor Perseids yang puncaknya berlangsung pada 12-13 Agustus 2014. Hujan meteor Perseids yang sudah dimulai sejak 17 Juli, hingga berakhir 24 Agustus mendatang, saat puncaknya diperkirakan mencapai 100 'bintang jatuh' per jam.
ANWAR SISWADI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Angkat Hendropriyono sebagai Penasihat
Ini Penyebab Muncul Fenomena Jilboobs
Ical Tak Akan Maju Lagi Jadi Ketum Golkar